jpnn.com, JAKARTA - Langkah Indonesia meraih medali Asian Games 2018 di hari Selasa (21/8) siang diawali dari perjuangan Achmad Hualefi. Dia meraih perunggu di cabor Wushu.
Ada cerita heroik dan haru di balik keberhasilan Hualefi meraih medali setelah pada Asian Games Incheon 2014 lalu hanya ada di peringkat keempat.
BACA JUGA: Prostitusi di Asian Games 2018, Satpol PP Razia di Blok M
Menurutnya, dia tidak bertanding dalam kondisi 100 persen.
"Tadi saya sebenarnya agak sakit. Saya sempat mengalami cedera lutut, engkel, dan pinggang. Tapi, saya bersyukur bisa menyumbang medali perunggu bagi bangsa dan negara, bagi masyarakat Indonesia, PB WI dan keluarga saya," ungkapnya.
BACA JUGA: Sayang, Greysia/Apriyani Kalah, Indonesia vs Jepang 1-1
Dia sebelumnya yakin bisa meraih perak, namun di luar prediksinya pesaing dari Korea Selatan Cho Seungjae menunjukkan penampilan yang bagus.
Padahal, pria asli Jakarta itu sedang dalam kepercayaan diri yang tinggi dan tak ada rasa grogi.
BACA JUGA: Baru Berusia 16 Tahun Sudah Dapat Emas Asian Games 2018
"Memang lawan main bagus. Saya sebenarnya optimis sekali. Grogi saja tak ada, saya justru termotivasi. Soalnya waktu di Incheon dulu saya grogi, di sini saya enggak sama sekali. Tapi lawan memang bagus mainnya," terang atlet 28 tahun tersebut.
Memang, dalam beberapa gerakan Hulaefi terlihat sempurna, tapi yang membuat dia kalah nilai karena di hari sebelumnya, Senin (20/8) di nomor Daoshu, dia kalah dengan sang lawan dengan selisih poin 0.3 poin.
Tapi, di hari ini dia hanya unggul 0.1 poin sehingga tak bisa melebihi catatan lawan. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rian DMasiv Penasaran dengan Lalu Muhammad Zohri
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad