Ada Kabar Gembira dari Menristek Bambang

Sabtu, 20 Juni 2020 – 17:21 WIB
Menteri Riset Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro menyampaikan kabar gembira bahwa 5 jenis ventilator yang dikembangkan anggota Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 telah berhasil mengantongi Izin Edar dari Kementerian Kesehatan, setelah lulus uji sertifikasi dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan.

Setelah mengantongi izin edar, kelima ventilator tersebut segera memasuki tahap produksi massal. Bahkan beberapa sudah menghasilkan ratusan produk yang sudah dimanfaatkan rumah sakit dalam membantu menyelamatkan pasien COVID-19.

"Bangsa Indonesia patut bersyukur dan berbangga, karena di tengah kebutuhan ventilator yang saat ini langka, mahal, serta bergantung pada ventilator impor; para inovator Indonesia telah berhasil menghasilkan produk-produk riset dan inovasi, yang bermanfaat bagi masyarakat dalam waktu yang relatif singkat, hanya dalam waktu 3 bulan," ungkap Menristek Bambang, Sabtu (20/6).

Keberhasilan tersebut tidak lepas dari respon cepat dari KemenristekBRIN yang telah membentuk Konsorsium COVID-19 dengan tujuan mensinergikan riset dan inovasi berbagai lembaga penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap).

BACA JUGA: Update Corona 20 Juni: Total Kasus Covid-19 di Jawa Timur Mendekati Jakarta

Seperti Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK), perguruan tinggi, perusahaan swasta dan BUMN; dalam rangka percepatan dan penaggulangan COVID-19.

Dalam waktu 3 bulan para inovator Indonesia berhasil mengembangkan berbagai alat-alat kesehatan (Alkes), obat dan terapi, sampai pengembangan vaksin COVID-19.

BACA JUGA: Update Corona 20 Juni: Penambahan Pasien Covid-19 Hari Ini Terbanyak di Jawa Timur

“Kuncinya adalah kolaborasi, kemitraan, dan kerja sama. Adanya pandemi COVID-19 yang merupakan tantangan berat bangsa Indonesia dan global saat ini, terbukti dapat menyatukan tekad dan semangat para inventor dan inovator dari kalangan pemerintah, akademisi, dan pihak swasta untuk berkolaborasi mengatasi pandemi bersama-sama,” lanjut Bambang.

Kelima jenis ventilator tersebut adalah:

1. BPPT3S-LEN
Ventilator berbasis Ambu Bag dan Cam dikembangkan BPPT bersama PT LEN. BPPT3S-LEN telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI ADK 20403020870 dan sekarang ini PT LEN sedang proses produksi 100 unit ventilator.

2. GERLIP HFNC-01
Ventilantor ini dikembangkan LIPI bekerja sama dengan PT Gerlink Utama Mandiri. Penggunaan jenis ventilator HFNC (High Flow Nasal Cannula) untuk mencegah pasien tidak sampai gagal nafas dan tidak harus diinkubasi menggunakan ventilator invasive dengan cara memberikan terapi oksigen beraliran tinggi. Sampai saat ini sudah diproduksi 5 unit.

GERLIP HFNC-01 telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI ADK 20403020951.

3. Vent-I Origin
Vent-I merupakan model ventilator _Continuous Positive Airway Pressure_ (CPAP) dikembangkan Yayasan Pembina Masjid Salman ITB bersama Unpad dan ITB. Vent-I telah mengantong Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI ADK 20403020696.

Hingga 19 Juni sebanyak 139 unit Vent-I produksi pertama yang telah didistribusikan kepada RS yg membutuhkan. Sementara ini total target produksi Vent-I sekitar 800-900 unit.

4. COVENT-20
Covent-20 merupakan ventilator hasil kolaborasi dari para peneliti di Fakultas Teknik UI (FTUI) dan Fakultas Kedokteran UI (FKUI), Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), RSUP Persahabatan Jakarta, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik.

BACA JUGA: Update Corona 20 Juni: Angka Kesembuhan di Banten Lebih Tinggi Daripada Penambahannya

COVENT-20 mudah dibawa dan dapat digunakan dalam keadaan darurat. COVENT-20 memiliki 2 (dua) mode operasi yaitu mode CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) dan CMV (Continuous Mandatory Ventilation).

Mode Ventilasi CPAP dioperasikan ketika kondisi pasien masih sadar untuk membantu oksigenasi ke paru-paru pasien, sedangkan Mode CMV dioperasikan ketika pasien tidak sadar atau mengalami kesulitan mengatur pernafasannya untuk mengambil alih fungsi pernafasan pasien.

Kedua mode tersebut dapat digunakan pada saat pasien berada di rumah maupun dalam perjalanan (di mobil _ambulance_), namun tidak digunakan di ruang isolasi.

COVENT-20 telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES AKD 20403021003 dan telah diproduksi sekitar 300 unit oleh beberapa mitra Produsen Alat Kesehatan (Alkes) di antaranya PT Enesers Mitra Berkah, PT Graha Teknomedika, dan PT PINDAD dan dikalibrasi oleh beberapa mitra Perusahaan Kalibrasi Alkes.

5. DHARCOV-23S
Ventilator Emergency CMV dan CPAP berbasis pneumatic DHARCOV 23S. Ventilator ini dikembangkan oleh BPPT bekerja sama dengan PT Dharma Precission Tools dan telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI AKD 20403020892.

Dharcov-23S telah memasuki fase produksi masal. Total unit dalam batch pertama yang akan diproduksi adalah sebanyak 200 unit ventilator, sampai dengan 19 Juni 2020 telah selesai diproduksi dan terkalibrasi sebanyak 100 unit. Sedangkan sisanya akan selesai pada akhir minggu ketiga Juni 2020.

Selain kelima ventilator tersebut, BPPT bekerja sama dengan PT Polijaya juga sedang mengembangkan BPPT3S-Poly yang masih dalam uji sertifikasi. Sedangkan Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Toyota dan industri lokal, mengembangkan tiga jenis ventilator, yakni versi fully featured ventilator (high end), versi low cost dan versi ambu bag conversion.

Selain itu, ITS melalui Tim Ventilator Departemen Teknik Fisika ITS telah menciptakan Simple and Low-Cost Mechanical Ventilator atau Robot Ventilator. (esy/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler