jpnn.com, JERUSALEM - Belum lama ini, Dinas Purbakala Israel (IAA) mengumumkan temuan tentang keranjang anyaman peninggalan zaman kuno.
Keranjang lengkap dengan tutupnya itu diyakini sudah berumur 10.500.
BACA JUGA: Langit di Atas Makkah dan Madinah Menjadi Merah Gelap, Seperti Nubuat dalam Alkitab?
Penemuan benda antik tersebut merupakan buah kerja sama IAA dan Departemen Administrasi Arkeologi Israel yang melakukan ekskavasi di Gurun Judea. Kondisi keranjang itu masih sempurna.
"Ini penemuan paling menarik yang saya temui selama hidup saya," ujar arkeolog Dr. Haim Cohen dalam jumpa pers di Laboratorium IAA, Jerusalem, pada Selasa lalu (16/3).
BACA JUGA: Wahai Pengikut Titisan Nabi Adam, Bertobatlah!
Cohen menyebut keranjang tersebur berkapasitas sekitar 92 liter. Namun, peneliti masih meriset bahan pembuatan keranjang peninggalan periode Neolitik Pra-Tembikar itu.
"Kami belum tahu tanaman apa yang digunakan untuk membuatnya," kata Cohen.
BACA JUGA: Mengenal Geosite Batu Basiha, Warisan Purbakala yang Diakui UNESCO
Dia menjelaskan keranjang itu dibuat oleh dua penganyam. "Salah satunya kidal," sebut Cohen.
Keranjang anyaman itu berisi sedikit tanah. Peneliti tengah mengidentifikasi fungsi keranjang tersebut.
Menurut Cohen, pembuat keranjang itu bukan orang-orang kuno yang tinggal di dalam gua. Oleh karena itu, peneliti menduga keranjang tersebut untuk tempat penyimpanan.
Dr Naama Sukenik dari Departemen Material Organik IAA menyatakan biasanya bahan dari tanaman tidak bertahan lama.
"Namun, kondisi khusus Gurun Judea dengan cuacanya yang kering memungkinkan lusinan artefak bertahan selama berabad-abad dan ribuan tahun," katanya.
Bagaimana jika usia keranjang kuno itu dibandingkan dengan masa kehidupan Adam dan Hawa yang diyakini sebagai manusia pertama?
Sebuah riwayat menyebut masa hidup Adam dan Hawa antara 6000-5000 tahun Sebelum Masehi (SM). Namun, ada pula klaim lain.
Ilmuwan dari Washington University, Joshua Swamidass, menyebut Adam dan Hawa hidup di kawasan Timur Tengah pada masa 6.000-10.000 tahun ke belakang.
Swamidass menyodorkan asumsi itu melalui bukunya yang bertitel The Genealogical Adam & Eve pada 2019.(JP/USA Today/jpnn)
Redaktur & Reporter : Antoni