jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Nasional sosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Agus Parmuji menilai ada kesalahan pandangan oleh sebagian kalangan, terkait dampak kenaikan tarif cukai tembakau.
Mereka yang mendukung kenaikan tarif cukai tembakau beranggapan kebijakan tersebut hanya akan berdampak terhadap industri.
BACA JUGA: Nikita Mirzani: Gue mau Dia Sampai Masuk Penjara!
“Padahal saat terjadi kenaikan, industri akan berhitung kembali mengenai penyerapan tembakau petani, dan ini yang membuat harga jatuh,” terang Agus.
Para petani tembakau yang saat ini tersebar di sekitar 15 provinsi dan hanya bisa memanen tembakaunya pada musim kemarau berpotensi mendapatkan krisis ekonomi di tingkat lokal.
BACA JUGA: PT Jamkrindo Salurkan Paket Nutrisi dan Sembako untuk Tenaga Kesehatan
“Perkebunan tembakau ini sudah menjadi budaya ekonomi lokal. Jangan sampai pukulan terhadap sektor ini akan memunculkan pandemi ekonomi jilid 3,” kata Agus.
Agus menegaskan, APTI telah menggelar pertemuan virtual dengan berbagai pemangku kepentingan dan mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo dan menteri terkait.
BACA JUGA: Menko Airlangga Sampaikan Pesan Pak Jokowi
Isinya meminta pemerintah membuat kebijakan, yang melindungi tembakau, sebagai sektor padat karya yang memberi penghidupan bagi petani maupun para pekerja industrinya.
Para petani juga secara intensif menggelar berbagai aksi menolak rencana kenaikan cukai tembakau.
Terbaru, berbagai anggota APTI yang terdiri dari para pemuda desa dari berbagai provinsi sentra tembakau berkumpul di Jawa Timur untuk menggelar aksi kepedulian terhadap tembakau dan menolak keras rencana kenaikan cukai.
“Ini adalah amunisi baru untuk memberi pemahaman kepada pemerintah. Ketika kenaikan tarif cukai dipaksakan, kami akan membuat camping ground di Jakarta sebagai tanda bahwa kami menolak kebijakan itu,” tegas Agus.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy