Ada Penjemputan Paksa 16 Pasien Covid-19 di Blora, Ini Reaksi Pak Ganjar

Rabu, 17 Juni 2020 – 16:49 WIB
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Foto: Instagram

jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyesalkan adanya kasus penjemputan paksa belasan pasien positif COVID-19 di Kabupaten Blora.

Dia meminta agar Pemkab Blora memastikan bahwa pasien yang pulang itu melakukan isolasi di rumah dengan protokol kesehatan yang ketat.

BACA JUGA: Ganjar Sebut Dua Daerah di Jateng ini Mulai Zona Merah

Ganjar mengatakan telah menelepon langsung Bupati dan Wakil Bupati Blora untuk mengawasi kasus itu.

"Kemarin saya kontak pak Bupati dan Wakil Bupati. Saya minta keterangan dan ada informasi bahwa keluarga pasien tidak sabar karena lama tidak sembuh. Karena mungkin menganggap mereka orang tanpa gejala (OTG), maka memaksa dibawa pulang. Akhirya disepakati, tapi saya minta mereka semua harus isolasi mandiri di rumah dan dipastikan penerapan protokol kesehatan yang ketat," kata Ganjar saat ditemui di ruang kerjanya pada Rabu (17/6).

BACA JUGA: Hati Ganjar Berdesir Terharu Saat Bertemu Eni

Ganjar meminta pengawasan ketat harus dilakukan agar pasien positif COVID-19 itu tidak menjangkiti warga lainnya. Pemkab Blora harus memastikan ada pihak yang bertugas menangani itu.

"Apakah mau jarak jauh, atau pengawasan dititipkan pada front liner kesehatan terdekat, puskesmas misalnya untuk terus menyampaikan perkembangan," tegasnya.

BACA JUGA: Cara Membedakan Telur Infertil dan Fertil, Ada Syarat saat Dikonsumsi

Pengawasan itu penting agar masyarakat tidak menganggap remeh. Sebab sejatinya, mesti OTG, mereka itu sedang sakit, sehingga harus diberikan perawatan yang sesuai protokol kesehatan.

"Ini sakit lho ya, sebab ada yang punya persepsi ini tidak apa-apa, kemudian cuek saja. Kita memang perlu edukasi agar literasi masyarakat semakin tumbuh," terangnya.

Ganjar menyesalkan kejadian penjemputan paksa itu. Dia meminta masyarakat untuk tidak melakukan hal yang sama, demi percepatan penanganan COVID-19 di Jateng.

"Jangan ditiru, sebaiknya kalau memang positif ya dirawat. Kalau seperti kemarin, menggunakan upaya paksa, kami khawatir yang lain ketularan. Memang masyarakat kita butuh edukasi terus menerus, karena kejadian ini kan bukan yang pertama kali, di beberapa daerah lain juga ada itu," tegasnya.

Sebelumnya, sejumlah warga di Blora menggeruduk klinik Bhakti Padma Blora untuk menjemput paksa keluarganya yang dirawat di sana.

Diketahui, terdapat 16 pasien positif COVID-19 yang merupakan klaster Temboro sedang menjalani perawatan di tempat itu.

Setelah melalui negosiasi panjang, akhirnya pihak klinik memperbolehkan 16 pasien tersebut dibawa pulang pihak keluarga.

Meskipun, mereka diminta untuk melakukan isolasi diri di rumah dengan protokol kesehatan ketat. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler