jpnn.com - JAKARTA - Pengamat ekonomi Dradjad H Wibowo menyarankan pemerintah dan Pertamina memanfaatkan momentum yang pas untuk meluncurkan Pertalite, sebuah bahan bakar minyak (BBM) jenis baru berkadar oktan di atas Premium bersubsidi (RON 88). Menurutnya, karena Pertalite dimaksudkan untuk menekan penggunaan BBM subsidi maka pilihan waktu peluncurannya pun harus benar-benar tepat.
“Saya yakin Pertalite itu bagian dari grand design untuk menghapus BBM bersubsidi, yaitu Premium, atau minimal menekan produksi dan konsumsinya serendah mungkin. Jadi secara bertahap produksi Premium dikurangi, sementara di sisi lain masyarakat mulai dibiasakan dengan Pertalite,” kata Dradjad di Jakarta, Rabu (22/4).
BACA JUGA: Sebelum Premium Diganti Pertalite, Menteri ESDM Diminta Mundur
Karenanya Dradjad meyakini Pertalite bukan murni inisiatif Pertamina sebagai korporasi. Mantan anggota Komisi XI DPR itu justru menyebut Pertalite memang sudah mendapat restu pemerintah.
“Atau bahkan mungkin diperintah oleh pemerintah, karena salah satu strategi untuk menghapus atau menekan subsidi BBM itu memang melalui penggantian Premium dengan produk non-subsidi,” ujarnya.
BACA JUGA: Inginkan Pesawat Baru, Citilink Temui Lessor Jepang
Karenanya Dradjad mengatakan, momentum paling tepat untuk meluncurkan Pertalite adalah ketika harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) di bawah USD 60 per barel. Menurutnya, harga minyak WTI di bawah USD 60 per barel itu diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan 2016.
“Jadi ada waktu sekitar setahun untuk membiasakan rakyat dengan Pertalite. Momentum ini bisa menguap cepat jika USD terus menguat. Karena itu pemerintah dan Pertamina sebaiiknya bergegas memanfaatkannya. Harapannya, lama-lama masyarakat lupa dengan Premium dan terbiasa dengan Pertalite,” cetusnya.(ara/jpnn)
BACA JUGA: Wika Bagikan Dividen Rp 123 Miliar
BACA ARTIKEL LAINNYA... BI Tarik Rp 600 juta Uang Lusuh dari Anambas Lalu Dimusnahkan
Redaktur : Tim Redaksi