Adaro Siapkan Dividen Rp 1,3 Triliun

Kamis, 02 Februari 2012 – 04:24 WIB

JAKARTA - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) teruskan tradisi membagi dividen untuk para pemegang saham di kisaran 20 persen dari total laba bersih. Untuk tahun buku 2011, perusahaan pertambangan batu bara itu siap membagikan antara USD 100 juta atau sekitar Rp 902 miliar (kurs 9.022) sampai USD 150 juta atau setara Rp 1,35 triliun.

Presiden Direktur Adaro, Garibaldi "Boy" Thohir, mengatakan pihaknya pasti akan membagikan dividen pada tahun ini dari hasil tutup buku kinerja 2011. "Kita mencoba setiap tahun USD 100 juta sampai USD 150 juta. Kita pengin pemegang saham happy dan juga founder," ungkapnya usai pencatatan perdana saham PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (1/2).

Dividen rencananya disebar sekitar bulan April atau setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Boy mengatakan bahwa laba bersih Adaro diyakini menembus sekitar USD 550 juta sampai USD 580 juta pada tahun lalu. Menurutnya, tahun 2011 merupakan salah satu momen best performance Adaro sepanjang kiprahnya. Laba terdorong oleh produksi batubara yang mencapai 47,7 juta ton dan penjualan mencapai 50 juta ton.

Pada tahun 2012 ini perseroan meyakini akan melanjutkan kenaikan kinerja karena produksi batu bara akan mencapai 50 juta sampai 53 juta ton. Ebitda diprediksi bisa tembus USD 1,3 miliar sampai USD 1,5 miliar dan laba bersih ditargetkan tetap mengalami kenaikan. "Bottom line naik sedikit, sekitar 5-7 persen jadi bukan malah turun. Kita tetap harus antisipasi krisis Eropa dan Amerika Serikat juga," terangnya.

Boy menganggap target yang sudah diungkap untuk kinerja 2012 ini merupakan target konservatif. Menurutnya, hampir semua pihak saat ini memang melakukan hal yang sama akibat kekhawatiran meluasnya dampak krisis di kawasan Negara maju itu. "Lebih baik konsdervatif. Karena ini menyangkut kredibilitas kita, menjanjikan apa, realisasinya tercapai," tegasnya.

Adaro tahun ini mengalokasikan anggaran belanja modal (capex) sebesar USD 600 juta sampai USD 700 juta terutama untuk pengembangan infrastruktur dan pembelian alat berat. Sumbernya kombinasi dari dana kas internal dan pinjaman.

Sebagian besar dana, kata Boy, dialokasikan untuk PT Adaro Indonesia dan selebihnya menjadi belanja modal untuk pengembangan proyek Indomeltcoal dan proyek Independent Power Produce (IPP) di Jawa Tengah. Boy mengatakan, kinerja Adaro tahun ini juga akan tergantung kondisi sosial politik.

"Market demandsaat ini terhadap energy coal relatif stabil. Kami harus waspadai pengaruh krisis Eropa dan AS walaupun pasar Adaro utamanya di Asia. Kami memang sudah menstrategikan bahwa tidak ingin terlalu bergantung ke satu market," terangnya.

Sejauh ini, dia mengaku, permintaan dari pasar Malaysia, Taiwan, Hong Kong, Jepang, dan Korea masih stabil. "Sekarang yang kita pantau terus itu China dan India, karena selain untuk utility, juga untuk?factory. Sekarang ekspor ke China tidak lebih dari 10 persen," paparnya.(gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BCA Sediakan KlikPlay untuk Belanja Online


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler