Adik Korban Kecelakaan Maut Arteri: Nyawa Harus Dibayar Nyawa

Rabu, 21 Januari 2015 – 22:58 WIB
Adik Korban Kecelakaan Maut Arteri: Nyawa Harus Dibayar Nyawa. Tampak korban yang tewas saat kecelakaan maut Mitsubishi Outlander B 1658 PJE di Jalan Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa (20/1) dini hari. Foto INDOPOS/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Imsar Lubis, adik Iptu Batang Lubis yang menjadi korban kecelakaan maut Mitsubishi Outlander B 1658 PJE di Jalan Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa (20/1) malam menuntut keadilan. Pengendara yang menabrak kakaknya hingga tewas harus diganjar hukuman yang setimpal.

Iptu Batang Onang Lubis merupakan seorang anggota Sabhara Polsek Kebayoran Baru, Jakarta Selatan merupakan salah satu korban kecelakaan berujung maut yang dilakukan pengendara Mitsubishi Outlander B 1658 PJE di Jalan Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan. Korban ditabrak saat akan pulang usai menjalankan tugas.

BACA JUGA: Kecelakan Maut Arteri Pondok Indah, Besok Olah TKP Lagi

Imsar mengaku geram dengan ulah ugal-ugalan Christopher Daniel Sjarif yang mengendarai mobil mewah itu. Apalagi kecelakaan maut pada Selasa, 20 Januari 2015 itu juga tak hanya merenggut nyawa kakaknya, tapi 3 orang korban lain.

Dia berharap kepolisian segera mengusut tuntas kejadian tersebut. "Kalau saya di lokasi, (pelaku) sudah saya sate. Nyawa harus dibayar nyawa tuh,” kata Imsar seperti yang dilansir INDOPOS (Grup JPNN.com), Rabu (21/1).

BACA JUGA: Pemprov DKI Bakal Bubarkan BUMD tak Sehat

Imsar mengatakan, kakaknya sangat ringan tangan membantu para tetangga. Dia juga senang kerja bakti, memelihara ikan, ikut pengajian dan memelihara tanaman. Menurutnya, kakaknya juga suka membagikan ikan peliharaannya secara gratis kepada orang yang mau merawat.

Kalau abang melihara ikan, kadang dia kasih ke orang, siapa saja mau rawat. Asal bener kasih makannya aja,” tambahnya.

BACA JUGA: Lokasi Kecelakaan Maut Pondok Indah Ternyata Bekas Tempat Balapan Liar

Sementara itu, korban kecelakaan lainnya, Budiman Sitorus (38) geram dengan pelaku. Ia pun menuntut Christopher Daniel Sjarif membiayai seluruh pengobatan korban, termasuk kerugian materiilnya.

Budiman mengaku bersyukur dirinya masih hidup meski telah mengalami kecelaan. Dibanding korban lain, ia mengaku masih jauh lebih beruntung.

"Tapi dia sudah bikin kita sengsara. Orang pulang cari nafkah, dia bunuh semena-mena. Masih pula mau lari," ujar Budiman di RSPP, Jalan Kyai Maja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (21/1).

Ia juga mengingatkan orang tua Christoper agar turut menanggung beban atas perilaku anaknya. Gara-gara aksi brutal tersebut, 4 nyawa melayang. (andhika tirta saputra/sim/jkt/arp/indopos/awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Korsel Tawarkan Bantuan Bangun Tanggul Raksasa di Utara Jakarta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler