jpnn.com - JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menggelar debat perdana calon presiden-calon wakil presiden di Pilpres 2024, Selasa (12/12). Topik debat pertama pilpres ialah menyangkut isi-isu aktual dalam penegakan hukum, korupsi, tata pemerintahan dan penguatan demokrasi.
Dosen Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Aditya Perdana mengatakan bahwa debat seharusnya dimaknai bukan sebagai forum gimik dan pencitraan.
BACA JUGA: KPU Batal Gelar Nonton Bareng Debat Perdana Pilpres 2024, Ini Alasannya
Menurutnya, debat bukan pula forum yang perlu dihindari. Bukan juga panggung kampanye yang dapat berisikan apa pun dari pasangan calon.
Aditya mengatakan debat pilpres merupakan forum untuk tukar gagasan ide dalam menjalankan pemerintahan ke depan.
BACA JUGA: Gibran bin Jokowi: Kemungkinan Mereka Tunggu Debat
Debat juga mempersilakan para kontestan mendukung atau menyanggah konsep dan implementasinya ke depan.
Aditya yang juga menjabat sebagai Direktur Algoritma Research and Consulting itu mengatakan bahwa debat menjadi penting bagi pemilih.
BACA JUGA: Hasto: Debat Capres Bakal Mengubah Konstelasi Politik Pilpres 2024
Alasannya sederhana, yakni publik saat ini menginginkan dan membutuhkan tawaran program kerja, kebijakan yang berpihak kepada pemilih, dan visi yang jelas dalam pembangunan ke depan.
Selain soal figur atau ketokohan yang merupakan elemen penting yang diperhatikan pemilih, program kerja juga adalah hal serius yang diperhatikan oleh para pemilik suara.
"Perhatian publik ini sebesar kisaran 35 persen tercermin dari beberapa kali hasil survei nasional Algoritma pada bulan Desember 2022 dan Juni 2023," kata Aditya di kampus UI Depok, Senin (11/12).
Apalagi, lanjut dia, relatif pilihan yang masih bimbang terhadap capres juga masih tinggi, yakni di kisaran 45 persen, sehingga debat menjadi penting. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi