jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore (15/4) melemah 12 poin atau 0,09 persen.
Rupiah ditutup melemah ke posisi Rp 14.615 USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.603 per USD.
BACA JUGA: Waduh! Ahli Sebut Rupiah Berpotensi Ambyar ke Level Rp 15 per USD
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan, pelemahan rupiah terjadi seiring penurunan imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat.
"USD bertahan di dekat level terendah tiga minggu terhadap sekeranjang mata uang karena imbal hasil obligasi AS mundur dari lonjakan bulan lalu," kata Ibrahim dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (15/4).
BACA JUGA: Kurs Rupiah Rabu Pagi Menguat 14 Poin, Masih Bisa Lanjut?
Dia mengatakan, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di posisi 1,61 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,63 persen.
Sedangkan indeks USD saat ini berada di level 91,57, melemah dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 91,69.
Gubernur The Fed Jerome Powell menyatakan, Negeri Paman Sam berada di jalur untuk pertumbuhan dan perekrutan yang lebih cepat dalam beberapa bulan mendatang.
"Selain itu, bank sentral AS juga akan mengurangi pembelian obligasi bulanannya sebelum berkomitmen untuk menaikkan suku bunga, sebuah skenario yang oleh banyak investor dianggap sudah pasti," kata dia.
Menurut Ibrahim, Powell juga menegaskan kembali dukungan berkelanjutan bank sentral untuk pemulihan ekonomi.
Sementara itu, kurs rupiah juga dipengaruhi oleh data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat neraca perdagangan RI mengalami surplus USD 1,57 miliar pada Maret 2021.
"Adapun total nilai ekspor USD 18,35 miliar dan impor USD 16,79 miliar," jelas Ibrahim.
Seperti diketahui, rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp 14.618 per USD. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp 14.610 per USD hingga Rp 14.628 per USD. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia