jpnn.com, SURABAYA - Masih ada yang menghelat resepsi pernikahan dengan menutup jalan kemarin (3/9). Meski jumlahnya tidak sebanyak akhir pekan, efeknya tetap bikin gemas pengguna jalan. Salah satunya di gang Jalan Wonokusumo. Resepsi pernikahan warga diadakan dengan menutup salah satu gang. Yang terdampak bukan hanya warga yang hendak melintas di gang tersebut. Parkir tamu mengakibatkan kemacetan di Jalan Wonokusumo.
Sehari sebelumnya, kemacetan di wilayah itu jauh lebih parah. Ada lima resepsi pernikahan dengan menutup jalan di kawasan tersebut. Tiga resepsi diselenggarakan di Jalan Wonosari, satu di Jalan Wonokusumo, dan satunya lagi di Jalan Bulak Rukem.
BACA JUGA: Sudah September, Gaji ke-13 Tak Kunjung Cair
Kasi Kesra Kelurahan Wonokusumo Tati Juliati menganggap aktivitas itu sudah lumrah. Asalkan, pemilik hajatan sudah mengajukan izin. ''Kami buatkan surat pengantar, kemudian dilanjutkan ke polsek setempat,'' katanya.
Pemkot menyediakan solusi untuk masalah tersebut. Tiga tahun terakhir ada sepuluh gedung serbaguna yang dibangun. Lokasinya tersebar di sejumlah kelurahan Yakni, di Klakahrejo, Babatan, Balas Klumprik, Siwalankerto, Jambangan, Nambangan, Kedung Cowek, Medokan Ayu, Kendung, dan Sumberejo.
BACA JUGA: Pemkot Segel Taman Remaja Surabaya
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi menyatakan, pemkot sudah membangun banyak gedung serbaguna. Warga dipersilakan memakai gedung tersebut untuk acara apa pun. Termasuk resepsi pernikahan. ''Bu wali memang memerintahkan untuk itu,'' ujar Eri ditemui di gedung DPRD Surabaya kemarin.
Pembangunan dimulai pada 2015. Rencananya, gedung serbaguna itu dibangun di setiap kelurahan. Dengan begitu, warga yang butuh tempat untuk hajatan tidak perlu menutup jalan. Pemkot memanfaatkan bekas tanah kas desa (BTKD) untuk gedung-gedung tersebut. Masalahnya, mayoritas warga yang menyelenggarakan hajatan memilih akhir pekan. Akibatnya, banyak warga yang tidak bisa memakai gedung tersebut. ''Sekarang tambah akeh. Ojok jaluk Sabtu Minggu kabeh,'' tutur dia.
BACA JUGA: Bu Risma, Tolong Keluarkan Izin Pengelolaan Pasar Turi
Anggota Komisi B DPRD Surabaya Achmad Zakaria baru tahu ada gedung serbaguna yang bisa dipakai warga. Menurut dia, sosialisasi dari pemkot masih kurang. Dia juga tidak menemukan penggunaan gedung-gedung itu diatur dalam Perda Nomor 2 Tahun 2013 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah. Jika belum diatur, pemanfaatan gedung tersebut tidak akan maksimal. Pemkot tidak boleh menarik retribusi atas sewa. Artinya, gedung-gedung itu masih gratis. ''Seharusnya perdanya segera direvisi. Biar yang menyewa itu jelas,'' tegas politikus PKS tersebut.
Dia meminta gedung serbaguna itu dibangun untuk menampung 500-1.000 tamu. Selain itu, ruangan di gedung tersebut bisa disewakan untuk lapangan badminton, basket, atau voli. Dengan begitu, sewa gedung tidak hanya ramai saat musim menikah.
Beberapa wilayah sebenarnya juga sudah memiliki fasilitas gedung serbaguna yang mumpuni untuk pernikahan. Salah satunya di RW 2, Kelurahan Bulak, Kecamatan Bulak. Ada aset pemkot yang bisa digunakan untuk hajatan warga. Pengelolanya adalah pengurus RW. Ukurannya cukup luas, yakni 480 meter persegi. Ratusan tamu pun tertampung. Parkir juga tidak menjadi masalah. ''Sudah beberapa kali diadakan mantenan di sana,'' ungkap Camat Bulak Suprayitno. Gedung itu berada di antara perkampungan. Jalannya juga cukup lebar sehingga muat untuk simpangan dua kendaraan.
Tidak ada tarif pasti yang diberlakukan bagi warga karena sifatnya sukarela. Hanya untuk biaya bersih-bersih dan mengisi kas warga. Jika tidak ada hajatan warga, gedung itu menjadi arena olahraga bulu tangkis. (sal/yon/c14/ayi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebaiknya Angkat Pegawai Kontrak Pemkot jadi PNS
Redaktur : Tim Redaksi