jpnn.com - SURABAYA – Harga daging ayam broiler dan telur ayam ras berpotensi turun setelah Idul Fitri. Pemicunya, suplai dua komoditas tersebut melebihi kebutuhan konsumen.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim Budi Setiawan menyatakan, harga daging ayam dan telur berpotensi turun drastis pasca Lebaran. Selain permintaan yang mulai stabil, stok di pasaran melimpah. Dampaknya, harga bakal melorot. Saat ini harga daging ayam rata-rata Rp 27.900 per kg dan harga telur Rp 17.900 per kg.
BACA JUGA: Bisnis Media Massa Harus Dikembangkan
’’Kami perkirakan sejalan dengan turunnya permintaan dua bahan pangan tersebut, harga pasca Lebaran lambat laun terus turun. Kalau turunnya terlampau drastis, bisa menekan keuntungan peternak produsen,’’ kata Budi, Jumat (25/7). Harga daging ayam diperkirakan bisa menyentuh Rp 25.000–Rp 26.000 per kg dan telur melorot menjadi Rp 15.000–Rp 16.000 per kg.
Turunnya harga tidak serta merta menguntungkan konsumen. Menurut Budi, peternak produsen harus mendapat perhatian ketika terjadi penurunan harga. Penurunan tersebut, lanjut dia, harus berada dalam batas wajar dengan memperhitungkan keuntungan peternak produsen. ’’Makanya, kami akan mengambil langkah untuk mengatur demand dan suplai agar bisa seimbang,’’ jelasnya.
BACA JUGA: Chairul Tanjung: Pelabuhan Merak Harus Dipindah
Salah satu alternatif yang ditempuh adalah mengirimkan kelebihan stok, baik daging ayam maupun telur, ke wilayah yang suplainya rendah. Selama ini Jatim memang sudah mengirimkan sebagian produk hasil peternakan tersebut ke sejumlah wilayah seperti Jakarta dan kota-kota di Kalimantan serta Sulawesi. ’’Tetapi, ketika permintaan di Jatim kembali normal, sedangkan suplai justru bertambah, perlu solusi untuk meningkatkan volume yang dikirim ke luar Jatim,’’ ungkapnya.
Karena itu, wajar jika puasa dan Lebaran menjadi musim panen bagi para peternak produsen. Apalagi harga juga cenderung naik meski tidak banyak. Budi menyebutkan, kenaikan harga daging ayam pada Juli dibandingkan dengan bulan lalu hanya 2,6 persen. Kenaikan tersebut didorong tingginya permintaan.
BACA JUGA: Maskapai Banyak Tidak Setuju Area Penjualan Tiket Soetta Ditiadakan
’’Secara keseluruhan, harga bahan pokok pada puasa dan Lebaran tahun ini tidak setinggi tahun lalu. Rata-rata kenaikan harga sekitar 0 sampai 2,5 persen. Jadi, 5 persen saja tidak sampai. Termasuk sayur mayur juga relatif stabil, bahkan sebagian cenderung turun seperti cabai dan kubis,’’ jelas Budi. (res/c15/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Garuda Indonesia Jamin Tak ada Calo di Bandara Soetta
Redaktur : Tim Redaksi