Aher-Demiz Diprediksi Menang di Karawang

Sabtu, 23 Februari 2013 – 09:40 WIB
PEMILIHAN Gubernur (Pilgub) Jawa Barat tahun 2013 diprediksi akan berlangsung panas, tak terkecuali di Karawang. Pasalnya, empat dari lima tim sukses pasangan calon menyatakan suara calon cagub dan cawagub yang diusungnya akan mendapatkan suara maksimal di Karawang.

Jika melihat kebelakang pada perhelatan Pilgub tahun 2008 suara Karawang dimenangkan oleh pasangan calon gubernur Jabar, Agum Gumelar dan Nu"man Abdul Hakim  yang diusung oleh PDIP,PPP,PKB, PBB, PBR, PDS dengan raihan 361.939 suara.

“Untuk tempat kedua di Karawang saat itu (2008) adalah pasangan Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf yang diusung oleh PKS dan PAN dengan raihan 305.071 suara,” ujar anggota KPU Karawang, Asep Sugiharto, Jumat (22/2).

Dikatakan, untuk tempat ketiga diraih oleh pasangan Dani Setiawan dan Mayjen Tni (Purn) Iwan R Sulanjana yang diusung oleh partai Golkar dan Demokrat dengan jumlah 274.213 suara. Jumlah DPT tahun 2008 sebanyak 1.380.780 suara. “Suara golput dan tidak digunakan itu sebanyak 439.557 suara,” katanya.

Untuk tahun ini ada lima pasangan calon yang diusung oleh partai dan satu pasangan calon yang independen atau perorangan yang ditetapkan oleh KPU provinsi Jawa Barat. Lanjut Asep, pasangan pertama Dik-dik M Arief dan Cecep Nana Suryana Toyib dari calon independen, pasangan kedua pasangan Irianto Syafiuddin (Yance) dan Tatang Farhantul yang diusung oleh partai Golkar, pasangan ketiga adalah Dede Yusuf Macan Efendi dan Lex Laksamana yang diusung oleh Partai Demokrat, Gerindra, PAN dan PKB.

Pasangan selanjutnya itu pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy mizwar yang diusung oleh PKS, Hanura, PPP dan PBB.  Pasangan terakhir adalah pasangan Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki yang diusung oleh PDIP. “Jumlah DPT tahun 2013 ini sebanyak 1.681.001 orang dan kami targetkan 80 persen suara digunakan oleh masyarakat,” katanya.

Semua tim sukses calon gubernur dan wakil gubernur mengklaim akan menang di Karawang. Seperti diungkapkan oleh ketua DPD Partai Golkar Karawang, Dadang S Mukhtar yang menargetkan pasangan calon gubernur Yance-Tatang suara menang di Karawang. Kendati diakui oleh Dadang jika Yance kurang dikenal oleh masyarakat Karawang. “Maka saya turun langsung ke masyarakat untuk memenangkan pasangan Yance-Tatang,” ujarnya.

Menurut Dadang jika melihat suara Golkar 32 persen di Karawang bisa dipertahankan dan ditambah adanya simpatisam baru yang merasa kecewa kepada pemerintah kabupaten (Pemkab) Karawang yang dipimpin Ade Swara yang mengalihkan suaranya untuk Golkar. “Banyak simpatisan Ade Swara yang mendatangi saya dan siap mendukung pasangan Yance-Tatang pada Pilgub tahun ini,” ungkapnya.

Selain itu untuk memaksimalkan suara, Dadang mengaku turun langsung ke masyarakat khususnya tokoh-tokoh masyarakat diberbagai kecamatan untuk melakukan silaturahmi. Dengan anggota DPRD sebanyak 8 orang maka basis suara untuk pasangan Yance dan Tatang itu merata. “Basis suara kita rata dan kami menargetkan untuk menang, berapa pun persentasenya,” tukasnya.

Sementara itu, Ketua DPC Demokrat, Ahmad Rifai menargetkan jika pasangan calon gubernur Dede-Laksamana akan meraih suara di Karawang sebanyak 40 persen. “Kami optimis bisa meraih 40 persen suara untuk Dede dan Laksamana. Sebab sebanyak 20 anggota DPRD dari partai koalisi dan itu hampir setengah dari anggota DPRD di Karawang,” katanya.

Dengan memaksimalkan partai koalisi tersebut maka diharapkan suara pasangan calon yang diusung bisa maksimal, menurut Ahmad, jumlah suara Demokrat itu sebanyak 9 kursi, suara Gerindra itu ada 6 kursi, suara PKB ada 4 kursi dan PAN 1 kursi. Jika dimaksimalkan maka angka 40 persen bisa diwujudkan. “Semua mesin partai dan partai koalisi sudah berjalan, maka kami optimis menang,” tandasnya.

Ahmad Rifai yang biasa dipanggil H Opi yakin, isu korupsi yang saat ini mendera pengurus DPP Demokrat tidak akan berdampak signifikan. “Sebab saat saya turun ke lapangan tidak ada yang membahas atau mempertanyakan hal itu, jadi kami tetap optimis saja dan kami akan maksimal dalam memenangkan Pilgub Jabar,” tukasnya.

Ditempat terpisah, Ketua Tim Pemenangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur, Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar, Karmin Amruloh menargetkan 40 persen suara akan dimenangkan di Karawang. “Untuk basis suara yang ditargetkan paling banyak di Dapil 1, sebab sebagian besar kader PKS ada di Dapil 1,” katanya.

Menurut Karmin, pengaruh terbesar turunya suara Aher-Deddy di Karawang adanya money politik dan untuk pengaruh isu nasional itu tidak terlalu signifikan. Sebab masyarkat sudah tahu jika kang Aher itu bersih. “Kami juga optimis jika seluruh partai koalisi akan bergerak untuk memaksimalkan suara yang ada di Karawang,” tegasnya.

Diakui Karmin, sempat ada miss komunikasi antara partai koalisi dalam penentuan saksi, sebab saksi dari PKS sudah siap semua dan memiliki system tersendiri. Namun itu bisa dikomunikasikan dengan semua partai koalisi dengan membagi rata semua saksi di TPS. “Kami yakin 40 persen suara bisa diraih kang Aher di Karawang,” tandasnya.

Sementara itu, Badan Pemenangan Pemilu DPC PDIP Karawang, Tono Bahtiar menyatakan jika target kemenangan Rieke dan Teten di Karawang sebanyak 38 persen dengan mengambil target dari pilgub 5 tahun lalu. “Kami juga memaksimalkan semua kader PDIP di Karawang dari mulai tingkat ranting, PAC dan DPC semua bergerak demi kemenangan Rikeke-Teten,” ungkapnya.

Menurut Tono Basis suara PDIP berada di Dapil 3, 4 dan 6 maka suara tersebut akan dimaksimalkan untuk mengangkat suara pasangan nomor Rieke dan Teten Masduki. Selain itu konsolidasi ke eksternal juga cukup bagus terbukti semua lapisan masyarakat menyatakan mendukung Rieke-Teten. Mulai dari kalangan buruh, nelayan, petani, dan pemilih pemula. “Masyarakat butuh pemimpin yang turun ke masyarakat dan bukan sebagai priyayi dan itu ada pada sosok Rieke,” terangnya.

Dengan target 38 persen itu sampai saat ini suara Rieke di Karawang terus bertambah, lanjutnya, jika dihitunh maka diperkirakan suara Rieke dan teten di Karawang bisa mencapai 41 persen. “Kami optimis menang di Karawang, karena semua mesin partai berjalan dari tingkat desa hingga kabupaten,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur politik sosial and local goverment studies (Poslogis), Asep Toha menyatakan, kemenangan Pilgub Jabar di Karawang akan ditentukan oleh popularitas calon. Jika dilihat dari psikologi masyarakat Karawang maka yang akan mendapatkan suara terbanyak pertama adalah pasangan Aher dan Deddy Mizwar dan pasangan kedua adalah Rieke dan Teten, diikuti oleh Pasangan Dede dan Laksamana dan diposisi ke empat pasangan Yance dan Tatang.

“Elektabilitas politik di Indonesia masih dilihat dari figuritas. Dari sisi popolaritas yang ada di Pilgub Jabar kali ini adalah Deddy Mizwar lebih tinggi dibanding kandidiat lain. Karena dikubu Aher yang meningkatkan elaktibilitas itu bukan Aher tapi wakilnya,” tukasnya.

Dijelaskan, untuk pasangan Rieke dan Teten bisa dibilang mesin politik pasangan tersebut paling solid. Sebab semua kader PDIP,tetap menjaga soliditas. Selain itu, Rieke itu populis dikalangan pemilih perempauan. “Jumlah pemilih perempuan di Karawang sebanyak 57 persen dan 43 persen itu lelaki jadi peluang Rieke cukup tinggi,” katanya.

Untuk pasangan Dede-Lasamana, kata Asep, kasus yang saat ini sedang berkembang di pusat menjadi salah satu faktor suara calon gubernur nomor 3 tersebut berada diposisi ketiga. Selain itu popularitas Dede Yusuf juga masih kalah dengan popularitas Deddy Mizwar dan Rieke Diah Pitaloka. “Tidak bisa dipungkiri dalam pemilihan Gubernur factor popularitas sangat mempengaruhi, jadi tidak salah Pilgub tahun ini merupakan perang binatang,” tandasnya.

Sementara untuk pasangan Yance dan Tatang itu kurang popular dan tidak dikenal di Karawang, lanjut Asep, kemenangan suara di Karawang hanya ditentukan oleh figure Dadang S Mukhtar untuk memaksimalkan suara Yance dan Tatang. “Tingkat popularitas Yance hanya ada di Indramayu, Cirebon dan Majalengka,” katanya.

Sementara itu, untuk Dik-dik dan Toyib sangat kurang popularitasnya, sehingga suara di Karawang tidak akan maksimal. Pasangan independent tersebut hanya mengandalkan sms dan media social saja dan itu dirasa kurang efektif untuk meraih simpati dari masyarakat. “Selain itu sosialisasi pasangan Dik-dik dan Toyib juga sangat kurang,” pungkasnya.(use/man)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nasib Demokrat Akan Makin Sulit

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler