Ahli Indonesia Soroti Pembuangan Air Limbah Nuklir Jepang, Ini Sebabnya

Sabtu, 11 November 2023 – 20:40 WIB
Indonesia wajib mewaspadai pembuanganlimbah nuklir ke laut yang dilakukan Jepang. Foto: Dok. PMPL

jpnn.com, JAKARTA - Jepang memulai gelombang ketiga pembuangan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang rusak, menuju ke Samudera Pasifik pada Kamis (2/11) lalu.

Pelepasan air limbah nuklir Fukushima tahap ketiga ini akan berlangsung hingga 20 November mendatang.

BACA JUGA: Menteri Israel Ungkap Kemungkinan Jatuhkan Bom Nuklir di Gaza, Oposisi: Gila!

Pembuangan air limbah nuklir di laut memiliki potensi merusak ekosistem laut secara serius. Air laut yang terkontaminasi radioaktif dapat mengganggu organisme laut, termasuk ikan, moluska, dan alga yang berperan penting dalam rantai makanan laut.

Ahli Utama Bidang Oseanografi Terapan dan Manajemen Pesisir, pada Pusat Riset Iklim dan Atmosferm, BRIN, Widodo Setiyo Pranowo mengemukakan keputusan Pemerintah Jepang untuk membuang air limbah nuklir Fukushima ke laut, perlu diwaspadai dan dikaji oleh pemerintah Indonesia.

BACA JUGA: Limbah Nuklir Jepang Bikin Panik, Ini Kata Badan Atom Dunia

Sebab, selain limbah radioaktif yang dibuang kelaut dapat berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. Berarti kerusakan ekosistem laut yang diakibatkan oleh pembuangan limbah nuklir dapat menjadi ancaman jangka panjang dan membuat ekosistem laut yang rapuh.

Widodo menilai pemerintah harus mencari tahu secara aktif bentuk dari limbah yang telah dibuang ke laut, karena bentukan limbah itu sangat mempengaruhi potensi pencemaran pada ekosistem kelautan.

"Kekhawatiran yang pertama, apabila limbah nuklir dalam bentuk cair (liquid) maka probabilitas disebarkan oleh arus kemudian mencemari kemana-mana bisa terjadi," kata Widodo, Kamis (9/11).

Menurut Widodo, jika limbah nuklir sudah ditempatkan pada drum atau kontainer tertutup rapat, maka pertanyaan riset yang muncul adalah kontainer/drum tersebut dibuang ke dasar laut dengan kedalaman berapa kilometer.

"Dikhawatirkan, drum/kontainer bisa 'leaking' karena mendapatkan tekanan yang melebihi kapasitasnya, kemudian terjadi kebocoran," ucap Widodo.

Kepala Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Muhammad Dhandang Purwadi khawatir dengan dampak pembuangan air limbah nuklir terhadap kesehatan manusia, karena paparan radiasi bagi manusia dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker, gangguan tiroid, dan penyakit lain yang terkait dengan paparan radiasi.

Sebelumnya pada 2019, bahan radioaktif telah terdeteksi pada produk maskara dan eyeliner Jepang yang popular, sehingga mendorong Kementerian Keamanan Makanan dan Obat Korea Selatan untuk menangguhkan penjualan dan memerintahkan pengembalian produk tersebut.

Menurut Dhandang, temuan ini perlu diperhatikan dengan cermat, mengingat radioisotop yang dideteksi adalah tritium. Tritium adalah isotop hidrogen yang berbentuk cairan, dan ketika digunakan dalam produk kosmetik, seperti maskara dan eyeliner, menjadi sangat membingungkan.

Oleh karena itu, Dhandang menegaskan bahwa pemerintah Indonesia seharusnya mempertimbangkan larangan impor makanan dan kosmetik dari Jepang sebagai tindakan proaktif. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Jepang   limbah nuklir   BRIN   BATAN  

Terpopuler