jpnn.com - JAKARTA – Nurdin Halid mencoba untuk mementahkan kembali jadwal Munaslub yang telah disepakati.
Pasalnya, salah satu pentolan kubu Munas Bali itu tetap menginginkan Aburizal Bakrie (Ical) terus memimpin hingga 2019 mendatang.
BACA JUGA: Beredar Surat Pemecatannya, Ini Kata Fahri Hamzah
Menurut Nurdin Halid, jika Munaslub jadi digelar pada April, panitia penyelenggaranya dari kepengurusan hasil Munas Bali.
Terlebih, Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan pada 26 Januari lalu juga memutuskan penyelenggaraan Munaslub, bukan Munas gelaran lima tahunan.
BACA JUGA: Dua Ulah Fahri Hamzah yang Bikin Dia Dipecat
"Ini rancu dan rawan gugatan kalau Munaslub dasarnya Munas Riau," ungkapnya, Minggu (3/4).
Dia mengatakan, Aburizal diyakini bisa melanjutkan jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali periode 2014-2019.
BACA JUGA: Tak Jadi Disandera Kelompok Bersenjata Filipina, WNI Dilepas
Hal itu jika Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) mematuhi putusan Mahkamah Agung (MA) dengan mengesahkan kepengurusan hasil Munas Bali.
Sebab, sambung loyalis Ical itu, MA belum lama ini telah memutuskan menolak kasasi yang diajukan Partai Golkar hasil Munas Jakarta pimpinan Agung Laksono atas dualisme kepengurusan partai itu.
Nurdin menuturkan, Ical memang tidak berniat maju sebagai calon ketua umum jika April 2016 partainya menggelar Munaslub. Akan tetapi, Nurdin kembali mengaskkan, Ical bisa melanjutkan jabatan Ketua Umum Partai Golkar hingga 2019 mendatang jika Kemenkumham mengesahkan kepengurusan hasil Munas Bali.
"Itu semua sangat bergantung pada pemerintah melalui Kemenkumham," tandasnya. Sejatinya, kata Nurdin, pihaknya kini menanti keputusan Kemenkumham menyikapi putusan MA yang menolak kasasi kubu Agung Laksono itu.
Keinginan Nurdin dibantah salah satu calon ketua umum Partai Golkar, Setya Novanto. Ketua Fraksi Golkar DPR RI itu menyebutkan pekan depan DPP Partai Golkar menggelar rapat pleno. Salah satu agenda yang akan dibahas adalah penentuan jadwal Munaslub.
Setnov, sapaan akrab Setya Novanto, pleno itu digelar setelah kubu Ical dan Agung Laksono menandatangani rekonsiliasi. Kesepakatan itu kemudian diserahkan ke Kemenkumham untuk diterbitkan surat keputusan.
"Informasi yang berkembang selama ini Munaslub digelar 17 Mei. Tapi, itu belum pasti karena belum diplenokan. Kami berharap jadwal Munaslub tidak molor lagi," harapnya kepada melalui keterangan tertulis, Minggu (4/3).
Setnov khawatir, jika pelaksanaan Munaslub molor, maka akan berdampak pada pemilihan presiden, pemilu legislatif, dan pemilihan gubernur. "Golkar hanya punya 3,5 tahun dalam melakukan pembenahan. Jangan sampai kekalahan Golkar di Pilkada 2015 terulang," tutur Setya.
Diamini calon ketua umum Partai Golkar lainnya, Syahrul Yasin Limpo. Dia menegaskan Munaslub segera dilaksanakan karena hal itu adalah jalan satu-satunya menyatukan kedua kubu.
"Kalau ingin melihat partai ini eksis dan menang dalam momen politik, Munaslub tak dapat ditunda-tunda lagi," kata Ketua DPD Golkar Sulawesi Selatan itu. (aen/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lebaran Tiga Bulan Lagi, Tiket Mudik Ludes
Redaktur : Tim Redaksi