jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengaku mulai melihat gejala serius yang perlu dicermati dalam pilkada DKI Jakarta.
Ia mengkhawatirkan penggunaan isu suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA) untuk menghantam calon gubernur DKI yang diusung PDIP, Basuki T Purnama alias Ahok.
BACA JUGA: Ahok Masih Halal Untuk Dipilih
"Spesial untuk DKI, saya sudah melihat ada gejala bahwa salah satu isu yang terus-menerus ditampilkan adalah isu SARA," katanya di Bandara Halim Perdanakusuma, Senin (10/10) sebelum berangkat ke Blitar untuk berziarah ke makam Bung Karno.
Presiden RI Kelima itu mengingatkan, Indonesia punya Pancasila yang mengajarkan toleransi atas perbedaan agama dan suku. Karenanya ia mewanti-wanti ke media agar tidak ikut mengipasi isu SARA.
BACA JUGA: Kata Pengamat, Suara di Pemprov DKI akan Condong ke Sylvi
"Kalau media ikut melakukan demikian, merupakan kemunduran demokrasi Indonesia yang berjalan sudah baik," tegasnya.
Ia lantas mengenang pengalaman Pemilu Presiden 2014 ketika Joko Widodo diserang dengan isu SARA.
BACA JUGA: Kepemimpinan Agus-Sylvi Bakal Jauh dari Intimidasi...
Megawati mengatakan, ada Tabloid Obor Rakyat yang memberitakan Jokowi -sapaan Joko Widodo- sebagai keturunan Tionghoa dan beragama Nasrani.
Padahal Jokowi jelas-jelas orang Jawa dan pernah berhaji.
"Bagi kami ini skenario tak sehat," ucapnya.
Megawati juga menceritakan pengalamannya semasa menjadi wakil presiden dan ditugasi oleh Presiden Abdurrahman Wahid untuk keliling di wilayah Indonesia Timur yang kala itu dilanda konflik SARA.
Putri Proklamator RI Bung Karno ini melihat langsung dampak konflik SARA kala itu.
"Konflik oleh hal yang tak berbobot tapi merugikan kita sendiri," ucapnya seraya mengharapkan ketiga pasang calon yang bersaing pada pilkada DKI saling adu program.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ziarah ke Bung Karno Agar Ahok Cs Tak Lupa Sejarah
Redaktur : Tim Redaksi