jpnn.com - JAKARTA - Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang tinggi menjadi modal kuat untuk memenangkan pemilihan umum (pemilu) 2014. Namun, elektabilitas calon presiden (capres) dari PDIP itu terancam anjlok apabila dipasangkan dengan sembarang orang.
Pengamat politik dari Soegeng Sarjadi School of Goverment (SSSG), Fadjroel Rachman menyarankan agar Jokowi disandingkan dengan tokoh muda. Ia menilai Basuki T.Purnama alias Ahok sebagai figur yang tepat untuk menjadi wakil presiden (wapres) mendampingi Jokowi.
BACA JUGA: Purnawirawan Jenderal Dipolisikan 16 Korban Penyekapan
"Dengan Prabowo sudah selesai karena sama-sama maju sebagai capres, dengan Pak JK tak mungkin, dengan Mega juga tak mungkin, tinggal dengan Pak Ahok. Survei juga tinggi," ujar Fadjroel dalam diskusi bertajuk "Detik-Detik Jokowi Meninggalkan Ahok" di D'Consulate, Jakarta, Rabu (19/3).
Fadjroel menuturkan, Jokowi memiliki komunikasi publik yang bagus dan merupakan antitesa birokrasi. Mantan Wali Kota Surakarta itu dinilai bisa menyampaikan gagasan brilian dengan kemasan sederhana.
BACA JUGA: Pelatihan Kerja Gratis bagi Puluhan Ribu Pengangguran
Ia menyebut kepemimpinan Jokowi bersifat transformatif. Gaya kepemimpinan Jokowi berbeda dengan kepemimpinan Presiden SBY yang cenderung transaksional.
"Kepemimpinan transformatif harus didampingi sosok yang administratif, teknokrat, dan tegas seperti halnya Ahok mendampingi Jokowi di Jakarta," ujarnya.
BACA JUGA: Presiden Ingatkan Kembali Soal Penanganan Asap Riau
Masih lanjut Fadjroel, tokoh senior seperti Jusuf Kalla sebaiknya diberi jabatan sebagai anggota dewan pertimbangan presiden. Hal ini mengingat pengalaman Jusuf Kalla yang pernah menjabat sebagai wakil presiden.
"Sebenarnya pada masa Soekarno, yang tua-tua banyak tapi tidak dijadikan wapres melainkan penasihat-penasihat presiden," ujarnya.
Sebelumnya survei SSSG mengukur elektabilitas Jokowi yang dipasangkan dengan sejumlah tokoh. Bila Jokowi dipasangkan dengan Prabowo Subianto maka elektabilitasnya 18,80 persen.
Sedangkan Jokowi-Ahok 9,28 persen, Jokowi-Wiranto 8,00 persen, Jokowi-Jusuf Kalla 7,20 persen, dan Jokowi-Dahlan Iskan 6,08 persen. Jika Jokowi dipasangkan dengan Rhoma Irama maka elektabilitasnya hanya mencapai 0,64 persen. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aliansi Mahasiswa UBK Dukung Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi