jpnn.com - JAKARTA - Diberlakukannya larangan menjual hewan kurban menjadi salah satu alasan FPI menolak Basuki T Purnama alias Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menurut mereka, larangan yang tertuang dalam Instruksi Gubernur nomor 67 Tahun 2014 itu merupakan inisiatif Ahok.
"Ahok sudah kurang ajar. Dia dengan seenaknya mengeluarkan instruksi gubernur tentang larangan menjual kambing kurban," kata salah seorang orator aksi di depan gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (24/9).
BACA JUGA: Massa FPI Nilai Ahok Sering Asal Ngomong dan Arogan
Menurutnya, dengan melarang penjualan hewan kurban Ahok telah menghalangi umat Islam beribadah. Hal tersebut sama saja dengan melanggar konstitusi negara.
"Kalau dia menghalang-halangi umat muslim ibadah, jangan-jangan Ahok anak komunis, jangan-jangan Ahok PKI," tambahnya.
BACA JUGA: Demo Tolak Ahok, Massa FPI Hajar Seorang Perempuan
Seperti diketahui, hari ini massa FPI menggelar aksi demonstrasi di sekitar Balai Kota DKI Jakarta. Mereka menolak pengangkatan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo.
FPI menilai Ahok sebagai pemimpin yang buruk. Pasalnya, mantan Bupati Belitung Timur itu suka berbicara seenaknya dan terkesan arogan.
BACA JUGA: Polres Jaksel Kerahkan Ratusan Personel untuk Sidang Anas
Namun Ahok pun langsung mengklarifikasi isu tersebut. Menurutnya, hal itu tidaklah benar. "Saya tidak pernah melarang pemotongan hewan kurban. Tidak mungkin saya melarang umat Islam melaksanakan ibadah. Jangan sembarangan mainkan isu," tulis Ahok di akun twitternya @basuki_btp, Rabu (24/9).
Sebenarnya dalag instruksinya itu, Ahok hanya melarang penjualan dan pemotongan hewan kurban di fasilitas umum seperti taman, tepi jalan, dan lainnya. Sebab, hal tersebut bisa mengganggu pengguna jalan dan warga yang lainnya. Selain itu pemotongan hanya dibolehkan di Rumah Pemotongan Hewan Cakung (RPH).
Ahok memerintahkan wali kota dan bupati mengkoordinasikan dewan masjid. (dil/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Transjabodetabek Tangsel – Blok M Mulai Beroperasi
Redaktur : Tim Redaksi