AHY Belum Laku, Gatot Paling Cawapres, Lukman Jadi Pengganti Puan Saja

Jumat, 14 Juli 2017 – 13:56 WIB
Pengamat politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah nama mulai dimunculkan ke publik untuk meramaikan bursa calon presiden pada Pemilu 2019 mendatang. Nama yang kian menonjol sebagai calon penantang Joko Widodo maupun Prabowo Subianto adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Gatot Nurmantyo.

Pengamat politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing punya analisis soal kans AHY ataupun Gatot. Emrus mengatakan, kans AHY sebenarnya sangat kecil untuk bisa meraup dukungan pada Pilpres 2019.

BACA JUGA: Trah Pak Harto Berpeluang Ikut Pilpres 2019, Asalkan...

Menurut Emrus, Pilkada DKI 2017 sudah menjadi bukti bahwa AHY yang mengantongi 17 persen suara pemilih di Jakarta masih belum begitu diterima publik. “Jadi dengan sampling DKI Jakarta sebagai barometer, membuat AHY sangat sulit memenangkan pilpres," kata Emrus, Jumat (14/7).

Bagaimana dengan peluang Gatot? Emrus menyebut peluang petinggi TNI kelahiran Tegal itu masih belum bisa menandingi popularitas Jokowi ataupun Prabowo.

BACA JUGA: Dari Aceh sampai Papua, Tandingan Jokowi Prabowo Belum ada

"Kalau RI 1, beliau (Gatot) akan kesulitan menghadapi dua kompetitor beliau yang masih kuat yakni Prabowo dan Joko Widodo. Terlebih lagi Prabowo yang ketokohannya di militer masih kuat," paparnya.

Karena itu Emrus menyarankan ke Gatot agar mengambil posisi untuk calon wakil presiden saja. Apalagi, sampai saat ini belum ada partai yang terlihat berminat mengusung Gatot.

BACA JUGA: Jika Head to Head Lagi, Prabowo Bakal Mampu Tumbangkan Jokowi

Lebih lanjut Emrus,  mengatakan komposisi sipil-militer memang harus berdampingan. Hal itu  akan jauh lebih baik untuk  pemimpin Indonesia 2019.

Apalagi era globalisasi membuat interaksi antarnegara makin deras. "Perlu pemimpin berani dan tegas menghadapi itu," katanya.

Selain Gatot dan AHY juga ada nama Lukman Hakim Saifuddin yang juga mulai mengemuka. Namun, peluang menteri agama di Kabinet Kerja itu masih berat.

Emrus mengatakan, Lukman masih punya peluang pasca-Pemilu 2019. Atau, politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu bisa naik kelas dahulu menjadi menteri koordinator pembangunan manusia dan kebudayaan untuk menggantikan Puan Maharani.

"Lukman masih belum kuat menjadi capres. Masih kalah jauh dengan Prabowo dan Jokowi," katanya.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... AHY dan Gatot Masih Dianggap Kuda Hitam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler