AHY dan SBY Tanpa Rasa Malu Membuat Demokrasi Mati di Internal Demokrat

Senin, 01 Maret 2021 – 13:58 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat (PD) Ahmad Yahya mengatakan demokrasi di dalam tubuh partai bintang mercy telah mati menyusul pemecatan yang dilakukan oleh Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono terhadap dirinya bersama enam orang kader senior lainnya.

Para politikus senior itu dipecat setelah menyuarakan Kongres Luar Biasa (KLB) di Demokrat.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: DPD dan DPC Partai Demokrat Marah, Jokowi Dilaporkan, Ada yang Sedih, Propam dan Denpom Bergerak

Ahmad mengatakan pemecatan yang dilakukan secara sepihak tersebut adalah titik terendah bagi demokrasi. Dia menyebutkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menunjukan gaya dinasti di dalam partai.

"Gaya dinasti dan oligarki di partai Demokrat dipertontonkan secara terang-terangan tanpa rasa malu oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan ayahnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY),"kata Ahmad Yahya dalam pesan singkatnya, Senin (1/3).

BACA JUGA: Manuver SBY Itu Akan Sia-sia, Publik Lebih Bersimpati pada Moeldoko

Lebih lanjut, Ahmad Yahya menjelaskan tindakan pemecatan yang dilakukan oleh AHY dan mantan presiden yang keenam tersebut dinilai terburu-buru. 

Dia menyebutkan tindakan pemecatan tersebut bentuk kekhawatiran SBY terhadap putera sulungnya yang akan hilang jabatan setelah mengundurkan diri dari militer. 

BACA JUGA: SBY Turun Gunung, Darmizal: Apa AHY Lemah?

"Terlalu terburu-buru melakukan pemecatan kader senior yang jelas-jelas merupakan kader yang juga membantu SBY dalam masa kepemimpinannya hanya karena kekhawatiran sang putra pertama kehilangan jabatan menjadi Ketua Umum di partai yang membesarkannya setelah mengundurkan diri dari militer," lanjutnya.

Ahmad Yahya menjelaskan, para kader senior partai yang didirikan pada 9 September 2001 tersebut mencoba membangunkan SBY dari mimpi masa lalu melalui KLB mengingat perolehan suara partai menurun dari 10% di Pemilu tahun 2014 menjadi 7,7 persen di tahun 2019.

"Dengan berbagai kegagalan ini tetapi AHY tetap dipaksakan menjadi Ketua Umum Demokrat melalui Kongres yang sangat tertutup rapat dan tidak mengikuti AD/ART partai,"jelasnya.

Ahmad Yahya menegaskan pemecatan yang dilakukan SBY dan putera sulungnya menunjukan bahwa demokrasi telah mati di dalam Partai Demokrat.

Dia menjelaskan, pemecatan terhadap kader senior menjadi titik balik bagi para kader untuk menyuarakan KLB.

"Malah menjadi momen di mata masyarakat seluruh Indonesia, seluruh kader partai Demokrat di seluruh Indonesia terbuka lebar, serta menyuarakan jihad politik untuk menyelamatkan partai yang sedang menuju karam ini,"tegasnya.(mcr8/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur : Natalia
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler