AHY Hadiri Peringatan Satu Abad NU Pakai Sarung dan Peci, Pengamat Merespons

Rabu, 08 Februari 2023 – 06:42 WIB
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menghadiri peringatan Satu Abad Nahdhatul Ulama di Sidoarjo, Selasa (7/2). Foto: Dok. Partai Demokrat

jpnn.com, SIDOARJO - Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menghadiri peringatan Satu Abad Nahdhatul Ulama di Sidoarjo, Selasa (7/2).

AHY yang datang memakai sarung dan peci itu mencuri perhatian warga NU yang hadir.

BACA JUGA: Willy Beberkan Pembahasan Pertemuan AHY dengan Tim Kecil Koalisi Perubahan, Ternyata

Pengamat mengungkapkan sambutan meriah dari akar rumput NU merupakan buah dari langkah AHY yang rajin bersilaturahmi.

“NU itu organisasi masyarakat yang berkembang dari bawah, dari desa-desa, dari pinggiran, dengan kultur dan bahasa sederhana, khas orang kebanyakan. Maka dari itu, kunci mendekati warga NU ya rajin bersilaturahmi,” kata Dr. Sufyanto, peneliti utama lembaga survei The Republic Institute, yang berbasis di Surabaya.

BACA JUGA: Cermati Kalimat Anies - AHY Seusai Bertemu di Kantor Demokrat, Lihat Ekspresi Mereka

Menurut Sufyanto, AHY lahir dari lingkungan keluarga besar pondok pesantren Tremas, Pacitan, salah satu ponpes NU tertua di Pulau Jawa.

“Sangat bisa dipahami jika dari dulu Mas AHY rajin sowan kepada para Kiai, silaturahmi ke pesantren-pesantren besar dan kecil maupun ziarah makam-makam Kiai maupun Wali di seluruh tanah Jawa,” kata Dr. Sufyanto, yang pernah jadi Ketua Bawasluda Jatim periode awal.

BACA JUGA: AHY Dukung Anies Baswedan Capres 2024, Siapa Cawapres?

Sufyanto mengatakan sambutan meriah dan spontan dari akar rumput NU saat AHY datang dan pulang maupun sambutan dari para Kiai, Nyai maupun pengurus NU lainnya ketika putra sulung presiden ke-6 RI SBY di atas panggung, merupakan buah silaturahmi yang dijalin selama ini.

Dosen FISIP Universitas Al-Azhar Indonesia Zaenal Budiyono mengamini perlunya AHY terus mempererat hubungan dengan NU melalui silaturahmi.

“Survei LSI tahun 2021 mengindikasikan basis massa NU berjumlah sekitar 108 juta, berarti hampir sepertiga jumlah masyarakat Indonesia. Secara sosio-kultural, ekonomi maupun politik, NU merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Apalagi Mas AHY lahir dan besar dari lingkungan keluarga besar pondok pesantren Tremas, Pacitan,” kata Zaenal yang juga Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC-Asia).

Menurut Zaenal, mendekati NU tidak bisa instan. Organisasi masyarakat yang sudah berdiri bahkan sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini berperan sangat penting dalam sejarah perlawanan terhadap penjajah.

Selama Orde Baru, NU bertahan dengan caranya sendiri agar tetap bisa mengayomi rakyat kecil yang bernaung di bawah NU.

“Peran NU dalam menerima Pancasila sebagai ideologi bangsa dalam Muktamar tahun 1984, mengakhiri polemik yang berlarut-larut antara negara dan umat Islam pada masa itu,” kata Zaenal.

Zaenal menyatakan salut melihat bagaimana meriahnya sambutan akar rumput NU terhadap AHY. Demikian pula sambutan hangat Gus Yahya dan jajaran pengurus PBNU lainnya, termasuk Mbak Yenny Wahid.

“Jadi, makin menarik melihat sejumlah Ketum parpol lainnya tidak hadir, termasuk parpol yang semula lahir dari rahim NU,” ujar Zaenal.

Zaenal melihat indikasi bahwa AHY memang tokoh nasional yang diterima di mana-mana. Posisinya sebagai Ketua Umum partai oposisi tidak menjadi sekat yang menghalangi.

“Ini fenomena yang cukup langka terjadi dalam sejarah perpolitikan di Indonesia. Akseptabilitas AHY ini akan menjadi modal berharga dalam Pemilu 2024 nanti," tegas Zaenal.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler