jpnn.com - JAKARTA – Presiden Jokowi telah melantik Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY jadi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/2).
AHY dilantik jadi menteri bersamaan dengan pelantikan Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).
BACA JUGA: Dilantik Jokowi sebagai Menteri ATR, AHY Punya Harta Sebanyak Ini
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merestui putra sulungnya, AHY bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Jokowi.
"Bapak SBY sudah mendoakan dan memberikan restu untuk Mas AHY dalam menjalankan tugas negara ke depan," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ossy Dermawan di Jakarta, Rabu.
BACA JUGA: AHY jadi Menteri, Demokrat Dapat Jatah, Cuma PKS Gak Kebagian
Ossy, yang juga sekretaris pribadi SBY itu, menjelaskan bahwa AHY sudah bertemu SBY, Selasa (20/2) malam di Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, untuk memohon doa restu untuk perjalanannya ke depan dalam mengemban amanah sebagai menteri ATR/kepala BPN.
Ossy mengatakan SBY, yang juga ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, tidak menghadiri pelantikan putra sulungnya sebagai menteri ATR/kepala BPN, karena baru tiba di kediamannya di Cikeas seusai kunjungan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
BACA JUGA: AHY jadi Menteri adalah Apresiasi Politik Jokowi, Ban Serep
"Bapak SBY sendiri tidak hadir dalam pelantikan hari ini karena baru saja tiba di Cikeas,” tambah Ossy.
Pelantikan AHY itu memberi sinyal berakhirnya posisi Partai Demokrat sebagai oposisi pemerintahan Jokowi selama hampir 10 tahun.
Sejak Jokowi menjabat sebagai presiden pada periode 2014-2019 dan 2019-2024, Demokrat kerap menegaskan posisinya sebagai partai oposisi pemerintah.
Namun, situasi politik pada Pemilu 2024 menempatkan Partai Demokrat berada dalam gerbong yang sama dengan Jokowi melalui Koalisi Indonesia Maju.
Hal itu menjadi pertimbangan bagi Demokrat untuk mendukung pemerintahan Presiden Jokowi-Wapres Ma’ruf Amin pada tahun terakhir kepemimpinan mereka yang tersisa kurang lebih delapan bulan. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu