jpnn.com, TULUNGAGUNG - Menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah dari sampah memang menjadi tanggung jawab bersama. Itu pun disadari betul oleh Aiptu Trisih Setyono, personel Polsek Gondang.
DHARAKA R. PERDANA, Tulungagung
BACA JUGA: Rawat Lansia, Anggota Brimob Dapat Penghargaan Khusus
CUACA di kawasan Gondang, Tulungagung, pada Senin (2/4) memang tidak menentu.
Saat pagi nyaris tidak ada mendung menggantung di langit, tapi berkebalikan saat siang tiba. Lambat laun rintik air turun dari langit.
BACA JUGA: Penyidik KPK Dipulangkan, Fadli: Masih Banyak Polisi Baik
Kendati demikian, suasana di Polsek Gondang tidak berubah. Para personel masih menjalankan aktivitas harian sebagaimana mestinya. Misalnya melayani surat kehilangan atau mengerjakan laporan.
Di antara mereka, tampak seorang polisi paro baya duduk di ruang sentra pelayanan kepolisian terpadu (SPKT) polsek setempat.
BACA JUGA: Personel Koarmabar Bergotong Royong Membersihkan Sampah
Dialah Aiptu Trisih Setyono, personel Korps Bhayangkara yang sudah 2 tahun 6 bulan memosisikan diri sebagai pengambil sampah.
Semua didasari dengan ketulusan dan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan. ''Ini juga sebagai persiapan masa pensiun nanti,'' katanya memulai obrolan.
Dia mengaku cukup nelangsa melihat tumpukan sampah yang berserakan di beberapa tempat, khususnya di sekitar saluran air.
Sejak saat itu, dia tergerak untuk turun tangan. Walaupun sempat ada cemoohan dari kerabatnya yang menganggap kurang kerjaan.
''Semua saya abaikan. Toh, masyarakat juga senang ada yang membantu penanganan sampah,'' jelasnya.
Daerah operasi pria kelahiran Sragen, Jawa Tengah, itu berada di seputaran Gondang.
Jika ada sampah yang menumpuk, hampir bisa dipastikan dia berada di sekitarnya.
Namun, karena masih tercatat sebagai anggota aktif kepolisian, akhirnya dia hanya bisa mengambil sampah-sampah itu dua hari sekali.
Karena itu, dia mengimbau masyarakat agar mengumpulkan dulu di kantong plastik.
Jam kerja bisa dikatakan tidak jauh berbeda dengan dinas kantor. Dia berangkat mengambil sampah setelah salat Subuh dan pulang saat asar tiba.
Untung, aktivitasnya tersebut mendapat bantuan dari salah seorang rekannya yang sehari-hari berjualan jagung.
''Antara pukul 05.00-05.30, saya sudah meninggalkan rumah untuk mulai memungut sampah hingga akhirnya rampung saat sore menjelang,'' ujarnya.
Meski tanpa bayaran sepeser pun, pria 55 tahun itu mendapat berkah. Lutut kirinya yang semula sulit digerakkan karena persendian sakit mendadak sembuh.
Tampaknya, itu terjadi karena aktivitas mengangkat 2 ton sampah dianggap sebagai terapi dan olahraga.
''Kalau ditekuk, bukan main sakitnya. Alhamdulillah sekarang sudah tidak sakit lagi,'' katanya.
Disinggung mengenai rencana ke depan, pria berkulit sawo matang itu ingin membuat pengolahan kompos.
Namun, semua masih sebatas wacana karena perlu pertimbangan secara matang.
''Masih belum ada lahan. Makanya, semua harus dilakukan secara bertahap,'' ujar dia. (*/din/c19/diq/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bantu Para Ibu Melahirkan di Jalan, Pak Polisi Dapat Penghargaan
Redaktur & Reporter : Natalia