GENANGAN air rob yang terjadi akhir-akhir ini, di luar kebiasaan atau tidak seperti rob sebelumnya. Sehingga sejumlah kelurahan di Kota Tegal kondisinya kian mengkuatirkan.
Air rob mulai menggenangi jalan-jalan dan masuk rumah warga, mulai pukul 15.00, dan baru surut malam hari. Bahkan Wali Kota Tegal H Ikmal Jaya SE Ak, sempat turun langsung meninjau lokasi, Jumat malam kemarin. Di beberapa daerah di antaranya Kelurahan Muarareja, Kelurahan Tegalsari, dan Kelurahan Mintaragen genangan air belum surut. Sejumlah rumah di RT 10 RW 10 Tegalsari, air rob yang masuk rumah terjebak dan tidak bisa keluar.
Dalam kesempatan itu, Ikmal memerintahkan lurah Tegalsari membantu masyarakat dengan menyewa pompa penyedot air. Itu dilakukan, agar dapat membantu mempercepat pengurasan air yang masih menggenang di dalam rumah.
Walkot menambahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal melihat ada rob saat ini memang cukup besar. "Sejumlah pintu air yang sudah ada, untuk mengurangi rob telah dilewati air. Karena ketinggian air melebihi pintu air. Sehingga tidak bisa lagi menahan air," katanya.
Melihat kondisi yang demikian, Ikmal menegaskan, ke depan bakal ada survei terkait peninggian pintu air. Dengan harapan, bila terjadi rob yang tinggi air bisa tertahan. Menurutnya, ini merupakan fenomena alam yang biasanya jatuh bulan Mei. Sedangkan jangka panjangnya, pemkot menyiapkan pembangunan kolam retensi.
Ada dua kolam yang bakal dibuat. Antara lain di Kelurahan Mintaragen dan Kelurahan Tegalsari. Rencananya tahun ini mulai dibangun kolam retensi di Kelurahan Tegalsari. Pembangunan dilakukan secara bertahap. Pemerintah juga segera mencarikan dana dari pusat dan propinsi. Karena memang dana yang dibutuhkan lumayan besar.
Lebih lanjut wali kota mengimbau, masyarakat tetap menjaga kebersihan. Terutama di saluran air dan sungai. Dengan tidak membuang sampah sembarangan. "Tujuan pemkot membangun pintu air, guna menahan air rob masuk. Karena itu pada saat tanda-tanda terjadi rob, diharapkan warga bergotong royong menjaga pintu. Sehingga pintu air cepat ditutup," pesannya.
Sebelumnya, Ketua RT 02 RW 10 Tegalsari, Maryoto (72) menuturkan, sudah enam hari ini rob yang terjadi cukup parah. Ketinggian air bisa mencapai 20 centimeter. Bahkan tidak sedikit rumah warga kemasukan air rob.
Air rob mulai naik sekitar pukul 12.00 sampai 19.00. Dalam kurun waktu itu, volume air terus bertambah hingga menggenangi permukiman. Sejurus kemudian, pukul 19.00 lebih air rob turun, dan lama-kelamaan surut. "Untuk terjadi rob pagi hari, sementara ini belum. Air baru mulai naik pukul 12.00, dan surut pukul 19.00 lebih," tuturnya.
Hal sama diungkapkan Bejo (45), warga Jalan Rajungan RT 10 RW 10. Dia menerangkan, rob yang terjadi di wilayahnya, sudah sejak puluhan tahun lalu sampai sekarang. Upaya yang dilakukan, menguruk lantai rumah. Meski pengurukan dilakukan setahun sekali, sampai detik ini rumah kontrakannya tetap terendam air.
"Bahkan bagian dapur seperti kolam. Untuk mengeringkannya harus disedot memakai pompa air, dan dibuang ke selokan. Apabila selokannya sedang penuh, air rob tidak bisa dibuang," urai dia. (adi)
Air rob mulai menggenangi jalan-jalan dan masuk rumah warga, mulai pukul 15.00, dan baru surut malam hari. Bahkan Wali Kota Tegal H Ikmal Jaya SE Ak, sempat turun langsung meninjau lokasi, Jumat malam kemarin. Di beberapa daerah di antaranya Kelurahan Muarareja, Kelurahan Tegalsari, dan Kelurahan Mintaragen genangan air belum surut. Sejumlah rumah di RT 10 RW 10 Tegalsari, air rob yang masuk rumah terjebak dan tidak bisa keluar.
Dalam kesempatan itu, Ikmal memerintahkan lurah Tegalsari membantu masyarakat dengan menyewa pompa penyedot air. Itu dilakukan, agar dapat membantu mempercepat pengurasan air yang masih menggenang di dalam rumah.
Walkot menambahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal melihat ada rob saat ini memang cukup besar. "Sejumlah pintu air yang sudah ada, untuk mengurangi rob telah dilewati air. Karena ketinggian air melebihi pintu air. Sehingga tidak bisa lagi menahan air," katanya.
Melihat kondisi yang demikian, Ikmal menegaskan, ke depan bakal ada survei terkait peninggian pintu air. Dengan harapan, bila terjadi rob yang tinggi air bisa tertahan. Menurutnya, ini merupakan fenomena alam yang biasanya jatuh bulan Mei. Sedangkan jangka panjangnya, pemkot menyiapkan pembangunan kolam retensi.
Ada dua kolam yang bakal dibuat. Antara lain di Kelurahan Mintaragen dan Kelurahan Tegalsari. Rencananya tahun ini mulai dibangun kolam retensi di Kelurahan Tegalsari. Pembangunan dilakukan secara bertahap. Pemerintah juga segera mencarikan dana dari pusat dan propinsi. Karena memang dana yang dibutuhkan lumayan besar.
Lebih lanjut wali kota mengimbau, masyarakat tetap menjaga kebersihan. Terutama di saluran air dan sungai. Dengan tidak membuang sampah sembarangan. "Tujuan pemkot membangun pintu air, guna menahan air rob masuk. Karena itu pada saat tanda-tanda terjadi rob, diharapkan warga bergotong royong menjaga pintu. Sehingga pintu air cepat ditutup," pesannya.
Sebelumnya, Ketua RT 02 RW 10 Tegalsari, Maryoto (72) menuturkan, sudah enam hari ini rob yang terjadi cukup parah. Ketinggian air bisa mencapai 20 centimeter. Bahkan tidak sedikit rumah warga kemasukan air rob.
Air rob mulai naik sekitar pukul 12.00 sampai 19.00. Dalam kurun waktu itu, volume air terus bertambah hingga menggenangi permukiman. Sejurus kemudian, pukul 19.00 lebih air rob turun, dan lama-kelamaan surut. "Untuk terjadi rob pagi hari, sementara ini belum. Air baru mulai naik pukul 12.00, dan surut pukul 19.00 lebih," tuturnya.
Hal sama diungkapkan Bejo (45), warga Jalan Rajungan RT 10 RW 10. Dia menerangkan, rob yang terjadi di wilayahnya, sudah sejak puluhan tahun lalu sampai sekarang. Upaya yang dilakukan, menguruk lantai rumah. Meski pengurukan dilakukan setahun sekali, sampai detik ini rumah kontrakannya tetap terendam air.
"Bahkan bagian dapur seperti kolam. Untuk mengeringkannya harus disedot memakai pompa air, dan dibuang ke selokan. Apabila selokannya sedang penuh, air rob tidak bisa dibuang," urai dia. (adi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PNS Pertanyakan Pemotongan Gaji 8 Persen
Redaktur : Tim Redaksi