jpnn.com, JAKARTA - Politikus Golkar Ridwan Bae yakin keikutsertaann Airlangga Hartarto sebagai calon presiden pada pemilu mendatang akan menyatukan masyarakat yang selama ini terbelah oleh polarisasi politik.
“Pak Airlangga negarawan tulen sehingga tidak masuk dalam kelompok cebong atau kadrun. Dia lurus ke depan bagaimana bangsa ini maju, rakyatnya sejahtera,” kata Ridwan kepada wartawan, Rabu (11/4).
BACA JUGA: Andalkan Sosok Airlangga, Golkar Yakin Raup 30 Persen Suara di Jabar
Ridwan melanjutkan, kapasitas Airlangga sebagai negarawan dan pemimpin masa depan tak perlu diragukan.
Keputusan Presiden Jokowi menunjuk Airlangga jadi ujung tombak upaya pemulihan ekonomi nasional adalah bukti tak terbantahkan.
BACA JUGA: Polarisasi Politik Belum Hilang, Pilpres 2024 Butuh Calon Seperti Airlangga Hartarto
Ridwan menambahkan, Airlangga tokoh yang paling pas saat ini untuk menjawab tantangan bangsa Indonesia ke depan.
Dia melihat, Airlangga figur yang bakal mampu melanjutkan kepemimpinan Presiden Jokowi demi menyelesaikan segala persoalan bangsa.
BACA JUGA: AHY Disebut Cocok Jadi Cawapres Airlangga, Apa Demokrat Rela?
“Saya percaya karena begini, selama kepemimpinan Jokowi dia ikut serta. Maka berarti semua yang positif dilakukan Jokowi akan dijalankan disempurnakan semua. Sementara yang negatif pasti akan ditinggalkan,” jelas Ridwan yang juga Ketua Dewan Pertimbangan DPD Golkar Sultra ini.
Perihal pasangan Airlangga di Pemilu 2024, dia menyerahkan sepenuhnya kepada partai dan koalisi. Namun dia yakin, sosok Airlangga mampu berpasangan dengan siapa saja.
Begitu pula dengan mencari rekan koalisi, Ridwan menilai, Airlangga tidak memiliki perbedaan yang mencolok dengan para pimpinan partai. Sehingga komunikasi yang akan dilakukan Golkar dengan partai manapun akan berjalan baik.
“Komunikasi dengan seluruh partai tidak ada perbedaan mencolok,” katanya.
Sebelumnya Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno menilai Airlangga bisa menjadi pilihan untuk mengurangi polarisasi di tengah masyarakat.
Khususnya labelisasi ’cebong’ dan ‘kadrun’ yang selama ini menghiasi wajah politik nasional Indonesia.
"Bisa saja Airlangga itu mengurangi polarisasi karena tidak masuk dalam lingkungan itu,” ujar Adi saat diminta komentarnya terkait pertemuan AH dan AHY.
Adi menilai, Pilpres 2024 mendatang perlu ada sosok-sosok yang bisa maju sebagai calon alternatif. Sebab polarisasi politik masih terasa hingga saat ini.
Menurut dia, polarisasi ‘cebong’ dan ‘kadrun’ berada dalam tiga nama yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
"Muncul nama-nama lain, seperti Airlangga dan AHY ini bisa menjadi daya tawar atau obat tawar," kata Adil. (dill/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif