Airlangga Mengedepankan politik yang Santun, Pengamat Merespons Begini

Selasa, 21 Februari 2023 – 06:30 WIB
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersama petinggi partai Golkar. Foto: Humas Parai Golkar

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menegaskan semangat partainya untuk mengedepankan politik yang santun dan damai. Hal ini untuk menjaga kestabilan politik dan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Bagi kita di Golkar, hal ini diimplementasikan dengan politik yang santun, politik yang damai, politik yang di tengah. Tidak di kiri, tidak di kanan. Kita berada di tengah. Kita perjuangkan NKRI, kita perjuangkan kesejahteraan rakyat,” kata Airlangga.

BACA JUGA: Sukarelawan SIAP Dukung Airlangga Jadi Presiden untuk Melanjutkan Program Jokowi

Menanggapi hal itu, Pengamat Politik dari Universitas Trunojoyo Surokim Abdussalam mengatakan sudah semestinya semangat untuk menjaga stabilitas bernegara menjadi roh menjelang tahun politik.

“Di atas kepentingan kontestasi politik, semangat untuk menjaga stabilitas dan kondusifitas harus menjadi roh dan semangat utama dari kegiatan para politisi,” tegas Surokim, Senin (20/2).

BACA JUGA: Pertemuan Airlangga dan Muhaimin Membuka Peluang Perubahan Koalisi Pemilu 2024

Adapun sejumlah partai saling berkunjung, melakukan silaturahmi, misalnya Partai Nasdem, PKB yang bertandang ke Golkar.

Dalam pernyataannya, Ketum parpol tersebut mengungkapkan harapan mereka untuk menjaga situasi politik tetap terkendali menjelang tahun politik.

BACA JUGA: Pengamat Sebut Pasangan Ganjar-Airlangga Berpeluang Terwujud, Begini Syaratnya

“Politik kebangsaan dan keindonesiaan harus menjadi penyemangat, sehingga silaturahmi politik harus terus digalakkan agar bisa memperkuat semangat kebersamaan,” kata Surokim.

Dia menegaskan bahwa polarisasi masih menjadi ancaman, apalagi di zaman ‘demokrasi digital’.

“Perkembangan demokrasi digital dan keswadayaan netizen membuat politik bisa menjadi kian bebas, liar, tak terkendali dan jika ini dihubungkan dengan tantangan ke depan maka diperlukan politik jalan tengah, yang bisa menguatkan semangat kebangsaan dan semangat persatuan sebagai bangsa,” ujar Surokim.

Tahun politik kali ini menjadi lebih menantang karena ada potensi resesi ekonomi negara-negara besar dunia, yang mungkin berimbas ke dalam Indonesia.

“Sejauh ini potensi untuk politik sekadar berbeda selalu lebih menge-depan, sementara tantangan ke depan terkait potensi resesi ekonomi dunia cukup mengkhawatirkan,” tandas Surokim.

Eksternal dan Internal

Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran Firman Manan menilai  pesan 'politik yang beretika' yang disampaikan Ketum Golkar Airlangga bisa dimaknai secara eksternal dan internal.

Secara eksternal, pesan itu bisa diartikan ditujukan untuk seluruh warga bangsa, dari para pemilih hingga para elite politik.

"Karena ini tahun politik maka konteksnya memang terkait dengan persiapan menjelang Pemilu 2024, terutama Pilpres 2024," terang Firman.

Menurut dia, hal itu berkaitan dengan pengalaman di dua pemilu sebelumnya yakni 2014 dan 2019 yang sarat isu politik identitas, SARA, dan sampai terjadi pembelahan ekstrem di tingkat akar rumput.

"Jadi, saya pikir, satu, membaca konteksnya Pak Airlangga ya tentu bicara etika politik dalam kontestasi menjelang Pemilu 2024," tambahnya.

Firman mengungkapkan pesan itu juga bisa dibaca sebagai pengingat untuk kader internal Golkar.

Untuk berpolitik dengan cara-cara yang baik, santun, dan mengedepankan nilai demokrasi dan itu tidak hanya berlaku untuk eksternal Partai Golkar. Pesan itu bisa jadi dialamatkan untuk internal Golkar dalam menjalankan roda organisasi.

"Saya pikir pesan itu juga ke internal Golkar. Bahwa secara internal, dalam berpartai itu harus menggunakan politik yang beretika,” pungkas Firman.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler