Ajaib, Enam Hari Bertahan di Balik Puing Gempa Nepal

Jumat, 01 Mei 2015 – 06:48 WIB
Pemba Tamang saat dievakuasi. Foto: news.com.au

jpnn.com - KATHMANDU - Ini bisa dibilang sebuah keajaiban. Tim evakuasi gempa di Nepal kemarin (30/4) menemukan korban yang selamat di balik reruntuhan gedung bertingkat Hilton Guesthouse yang hancur di Gangapur.

Pemba Tamang berhasil bertahan pada hari keenam pascagempa 7,8 skala Richter yang mengguncang Nepal pada Sabtu (25/4). Orang-orang bersorak-sorai ketika remaja 15 tahun tersebut berhasil dikeluarkan dari puing-puing.

BACA JUGA: Mau Lihat Wanita Hamil Ngidam Makan Batu? Ini Orangnya

"Tamang responsif dan tidak menunjukkan tanda-tanda luka yang serius," ujar seorang anggota tim penyelamat dari pasukan bersenjata Kepolisian Nepal Inspektur Lakshman Basnet. Dia langsung dilarikan ke rumah sakit sementara yang dioperasikan tim dari Israel.
 
Basnet mengungkapkan, berdasar informasi yang diterima tim dari Amerika, ada korban yang selamat. Pencarian pun dilakukan sampai Tamang ditemukan. Mereka mendengar suara Tamang di balik reruntuhan.

Remaja tersebut berhasil selamat karena ada sepeda motor yang menahan reruntuhan. Dengan demikian, dia tidak langsung tertimpa reruntuhan itu. Butuh waktu lima jam sebelum Tamang benar-benar dikeluarkan dari balik puing tersebut.
 
Sampai kemarin, gempa Nepal sudah menelan 5.500 korban. Sekitar 70 ribu rumah hancur dan 530 ribu lainnya yang tersebar di 39 dari 75 distrik di Nepal rusak. PBB telah meluncurkan permintaan bantuan sebesar USD 415 juta (Rp 5,4 triliun) dari komunitas internasional.

BACA JUGA: Pria Shandong Jemput Pengantin Rusia dengan 30 Mobil Mewah

Sementara itu, Presiden AS Barack Obama juga berjanji melakukan apa pun untuk membantu Nepal. Di sisi lain, pemerintah Nepal mengumumkan bahwa pendakian Gunung Everest bakal dibuka lagi minggu depan. Karena gempa itu, 18 pendaki tewas.
 
Pencarian para korban yang selamat tersebut sangat sulit. Sebab, area-area yang paling terdampak berada di pedalaman Nepal. Hampir semua akses yang menuju wilayah itu tertutup. Semua jalur hanya bisa dilalui dengan jalan kaki selama 4-5 hari sehingga mengakibatkan pencarian korban berjalan lambat. Terlebih, beberapa kali turun hujan sehingga mengakibatkan indra penciuman anjing-anjing pelacak terganggu.

Tim penyelamat bahkan tidak bisa menjangkau beberapa area karena sulitnya medan. "Bencana ini begitu besar dan tidak diprediksi sehingga kami berada dalam posisi yang tidak bisa memenuhi harapan orang-orang yang membutuhkan (bantuan)," ujar Menteri Komunikasi Nepal Minendra Rijal. (AFP/Reuters/BBC/sha/c22/tia)

BACA JUGA: Astaga... Pekerja Jatuh ke Mesin Penggiling Batu, Begini Jadinya

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah 100 Universitas Terbaik di Dunia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler