Ajak Mahasiswa Kerja, Kerja, Kerja

Kamis, 22 Maret 2012 – 07:39 WIB
Azrul Ananda menyampaikan materi seminar singkatnya tentang Harian Umum Jawa Pos di Fakultas Ekonomi Unversitas Padjajaran (Unpad) Jl.Dipati Ukur Bandung kemarin siang (21/03). Foto: Abiantoro/Bandung Ekpres

BANDUNG - Seratusan lebih mahasiswa kemarin (21/3) memadati ruang kuliah Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung. Mereka antusias menyimak Campus Marketeers Club with Azrul Ananda, sebuah ajang diskusi yang digelar Marketeers Club Community dan Unpad.

Direktur Utama PT Jawa Pos Koran Azrul Ananda menyampaikan perjalanan Jawa Pos hingga menjadi koran nomor satu di tanah air. Azrul juga memompa semangat anak-anak muda untuk lebih banyak menghasilkan karya nyata.

"Kalau mau mikir ke depan, ya harus kerja, kerja, kerja. Kalau hanya ngobrol dan demo tapi enggak bisa kerja, ya gimana?," kata Azrul. Ia mencontohkan, jika mahasiswa tak setuju harga BBM naik, lebih baik menciptakan produk yang tak bergantung pada BBM.

Ide besar itu hanya bisa dilakukan jika mahasiswa sanggup untuk mulai bekerja. "Kerja itu bisa apa saja. Dulu saya kuliah bisa cuci piring," katanya.

Anak muda juga mesti berpikir dan bertindak kreatif. Azrul cukup miris melihat mahasiswa yang mengumpulkan sumbangan bencana di jalan dengan menadahkan kardus. "Mahasiswa kok jadi pengemis" Bikin cuci mobil pinggir jalan, itu baru kerja," katanya.

Prinsip berpikir dan bekerja kreatif khas anak muda, menurut Azrul, telah menjadikan Jawa Pos tetap menjadi pilihan pembaca. Jawa Pos juga berhasil meningkatkan segmen pembaca muda, karena mampu menghadirkan inovasi yang terus menerus. "Jawa Pos menjadi seperti ini, itu juga dari halaman untuk anak muda. Inilah The Power of Youth," katanya.

Kepada para mahasiwa, Azrul menyebut halaman DetEksi Jawa Pos yang diperkenalkan sejak 2000, telah mampu mewadahi keinginan anak muda. "Anak muda suka basket, kita bikinkan kompetisinya. Banyak jurnalis sekolah, tapi tidak ada wadah kompetisinya, kita bikinkan," kata Azrul.

Prestasi Jawa Pos yang mampu mempertahankan dan mengembangkan segmen pembaca muda, telah menuai hasil spektakuler dengan memenangi anugerah koran terbaik dari World Association of Newspapers and News Publishers (WAN-IFRA). "Separo lebih pembaca Jawa Pos berusia di bawah tiga puluh tahun. Itu kan dari pembaca DetEksi dulu," kata Azrul.

Program Development Analyst Markplus Institute of Marketing Fakhryrozi mengatakan anak muda saat ini sudah tidak merasa perlu ikut-ikutan tren. "Anak muda selalu menciptakan pasarnya sendiri," katanya. (sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Guru Penerima TPP Diawasi Tim Monitoring


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler