Ajak Pemilih Gunakan Hati, Yuddy Tulis Puisi 'Salam 5 jari'

Selasa, 01 Juli 2014 – 19:44 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Politisi muda Partai Hanura, Yuddy Chrisnandi membuat sebuah puisi berjudul “Pesan 5 Jari” yang beredar melalui pesan pendek dan layanan BlackBerry Messenger. Menurut Yuddy, puisinya itu untuk mengingatkan para pemilih pada pemilu presiden (pilpres) 9 Juli nanti.

Dalam puisi itu Yuddy menggunakan istilah yang akhir-akhir ini populer karena momentum pemilu presiden. Misalnya kata ‘bocor’, ‘obor’, hingga ‘capres boneka’.

BACA JUGA: Sahabat Umar Arsal Janji Militan Dukung Prabowo–Hatta

Namun, Yuddy menegaskan bahwa dirinya menulis puisi itu bukan karena mendukung salah satu pasangan calon presiden. “Saya menulis ini hanya karena hati saya tergerak  melihat berbagai distorsi informasi akibat banyak yang tidak berani atau terkalahkan oleh informasi bayaran sarat manipulasi,” katanya di Jakarta, Selasa (1/7).

Yuddy pun berharap puisinya yang beredar secara berantai bermanfaat bagi pembacanya. “Ini cuma demi untuk perbaikan,” ucapnya. (ara/jpnn)

BACA JUGA: Kubu Prabowo-Hatta Tak Risaukan Kicauan Fahri soal Jokowi Sinting

"Salam 5 Jari

'Bocor. Bocor...' Begitu ia berpidato lantang.
Tapi, mengapa saat parpol yang ketua umumnya jelas-jelas koruptor mendukungnya, dia tak berani menentang?
Hanya untuk menang?

BACA JUGA: Kabar Keretakan Internal PDIP Bisa Rugikan Jokowi

Putih adalah seragamnya.
Tapi, mengapa tak pernah sepatah katapun mengecam "obor rakyat" yang menyebar fitnah, berkampanye hitam?
Hanya untuk menang?

Pancasila merah terpasang di dada kanan.
Tapi, mengapa ia membuka dukungan dari ormas yang jelas-jelas tidak toleran?
Hanya untuk menang?

Ketika bertatap muka di panggung televisi, ia selalu memberi tanda hormat dan berkata setuju.
Tapi, mengapa saat berkampanye, ia justru selalu mengumpat-umpat dan menghina: "Capres boneka! Capres kacung!"
Bukankah itu jauh dari sikap rasa penuh hormat?

Menyelamatkan 1 orang TKI dari ancaman hukuman mati dianggap sebagai jasanya.
Tapi mengapa ia terlibat penculikan 9 aktivis 1998 yang melawan rezim otoriter yang telah menghancurkan negeri?  Hanya untuk menang?

Ia itu TEGAS atau TEGA?

Saatnya jeli mencermati, mana yang tak berambisi, berjuang untuk negeri dengan hati suci, dan mana yang sejak lama berambisi dan mengupayakan segala strategi.

Renungkanlah... Pilihlah dengan hati pada 9 Juli nanti.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dukungan PD ke Prabowo-Hatta Jadi Indikasi Jokowi Tak Dikehendaki Penguasa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler