jpnn.com, TANAH LAUT - Kementan bersama dengan International Fund for Agricultural Development terus menciptakan wirausaha milenial tangguh dan berkualitas dari sektor pertanian melalui Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS).
Menyikapi perkembangan kemajuan teknologi, Kementan juga menekankan pentingnya penerapan smart farming untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas sektor pertanian.
BACA JUGA: Terapkan Smart Farming, Petani Milenial Tingkatkan Pembangunan Pertanian
Smart farming merupakan konsep pertanian berbasis pada precision agriculture yang memanfaatkan otomatisasi teknologi didukung oleh manajemen big data, machine learning/kecerdasan buatan dan teknologi di era Industri 4.0 untuk pengembangan pertanian modern.
Smart Farming dapat diterapkan mulai identifikasi lahan, cuaca/iklim, identifikasi tanaman di setiap lokasi, kondisi tanah, pupuk, benih, pestisida, panen, kerusakan hasil panen, jumlah produksi hingga pemasaran.
BACA JUGA: Polisi Gerebek Markas Ormas, Ada Senjata Api, Parang, Tombak, Celurit
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan petani harus bertransformasi, yang dulu bertani hasilnya hanya untuk kebutuhan pribadi dan keluarga, saat ini pertanian harus menjadi sarana untuk mencari uang sebanyak-banyaknya.
"Dengan berbisnis pertanian maka harus dibangun pemahaman agribisnis pertanian, yang modern yang memanfaatkan seluruh teknologi yang dapat menggenjot produksi, produktivitas dan kualitas hasil pertanian," tegasnya.
BACA JUGA: Istri Sama Lelaki Lain di Kamar, Suami Menunggu di Luar
Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru selaku Projects Provincial Implementation Unit (PPIU) Program YESS tingkatkan kapasitas petani milenial melalui kolaborasi petani muda keren Bali dan P4S Ushuludin dalam menerapkan smartfarming, Sabtu (16/7).
Sebanyak 22 orang petani millenial peserta program YESS yang terdiri dari calon penerima manfaat dan penerima manfaat, diberikan keterampilan teknis melalui pengalaman langsung dan teoritis mengenai smartfarming selama tiga hari berturut-turut.
Gede Agung Wedhatama atau Bli Gung begitu dia disapa, merupakan penggagas Petani Muda Keren yang telah menerapkan smart farming di Bali.
Melalui smartfarming dia dapat menghasilkan pertanian yang modern dan efisien sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani yang tergabung dalam petani muda keren.
Bli Gung menuturkan, ada lima komponen penting untuk smartfarming yang ia sebut dengan 5K. Yaitu komitmen, komunitas, kolaborasi, kontribusi, dan keren.
Kepala SMK-PPN Banjarbaru selaku Penanggung Jawab Program Yess Budi Santoso menekankan pentingnya smart farming sebagai respons terhadap kondisi iklim yang tidak dapat diprediksi, fenomena climate change dapat dijawab dengan adanya smart farming ini.
"Kegiatan ini sangat spesial, dan para peserta harus bersemangat dan serius dalam mengikuti kegiatan ini. Karena kami sudah mendatangkan ahlinya smart farming dari Pentani Muda Keren Bali," kata Budi menyemangati peserta.
"Harapannya serupa dengan Petani Muda Keren dapat diterapkan di lokasi Program YESS khususnya di Kabupaten Tanah Laut, selama tiga hari ini," ujar dia. (rhs/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti