Ajakan Setiawan Djodi untuk Generasi Milenial Jelang Pementasan Panembahan Reso

Rabu, 30 Oktober 2019 – 13:39 WIB
Setiawan Djodi. Foto: GenPI.Com

jpnn.com - Pengusaha kondang Setiawan Djodi mengapresiasi pegiat teater tanah air yang akan mementaskan Panembahan Reso karya WS Rendra di Ciputra Artpreneur, Jakarta pada 25-26 Januari 2020. Gitaris Kantata Takwa itu mengharapkan generasi milenial menonton magnum opus sahabatnya tersebut.

“Saya mengajak generasi milenial menonton pertunjukan ini,” ujar Djodi seperti dikutip laman GenPI.Co.

BACA JUGA: Pangkas Durasi Panembahan Reso Tanpa Kurangi Kekuatan Cerita

Djodi adalah salah satu sahabat dekat Rendra. Keduanya pernah bersama-sama dalam Kantata Takwa dan Swami yang juga diperkuat Iwan Fals.

Bos Setdco Group itu mengaku sejak kecil mengenal Rendra. Keduanya sama-sama lahir di Solo.

BACA JUGA: Totalitas Ine Febriyanti demi Ratu Dara di Panembahan Reso

“Saya mengenal dia kakak kelas yang jauh. Saya baru masuk, Mas Willy (sapaan karib Rendra) sudah mau lulus SD,” kata dia.

Djodi dan Rendra menjadi sahabat setelah keduanya sama-sama di sebuah sekolah seni rupa di Yogyakarta. Seni membuat persahabatan kedua seniman itu kian erat.

BACA JUGA: Setiawan Djody Mimpi Pak Harto

“Kehidupan saya dengan Mas Willy bukan hanya persahabatan, melainkan sudah sinkronisasi atau sinkrontisme kehidupan yang kami geluti bersama dalam dunia seni kebudayaan,” kata Djodi.

Namun, Djodi juga mengaku memiliki perbedaan pandangan dengan Rendra. Hanya saja perbedaan itu tak merusak persahabatan mereka.

Djodi menyebut Rendra ibarat jalan tengah dan central culture yang menyatukan semua prinsip. “Istilahnya sekarang pilar kebangsaan, Bhinneka Tunggal Ika, konstitusi 45 (UUD 1945, red) untuk NKRI,” ujar pria kelahiran 1949 yang berulang tahun setiap 12 Maret itu.

Pemilik nama lengkap K.P.H. Salahuddin Setiawan Djodi Nur Hadiningrat itu juga sepakat dengan Rendra bahwa karya seni adalah aset yang lebih tinggi dari materi. Sebab, seni lebih abadi ketimbang materi.

“Kalau kekayaan materi, kami sudah meninggal, sudah selesai. Kalau karya seni, apalagi di zaman digital civilitation begini ada YouTube, ada Instagram, ada Twitter, ya, akan abadi,” kata Djodi.(jpnn)


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler