Ajarkan untuk Tidak Menyerah

Rabu, 06 Juni 2012 – 10:02 WIB
Christina Perri, penyanyi asal Amerik,a saat konferensi pers menjelang konser di Tenis Indoor Senayan, Jakarta, kemarin (5/6). FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos

JAKARTA – Perjalanan hidup setiap orang tidak pernah sama. Ibarat bunga, mereka akan mekar dengan cara masing-masing. Begitu juga penyanyi solo asal Philadelphia, Amerika Serikat, Christina Judith Perri.

Perjalanan hidup penyanyi yang telah mengeluarkan album Lovestrong itu cukup berliku. Namun, dia selalu meyakinkan diri untuk tidak menyerah dalam keadaan apa pun. Itu yang Perri sarankan kepada para penggemarnya di Indonesia.

Saat ditemui di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, kemarin (5/6), dia mengungkapkan keberaniannya untuk mengejar mimpi jadi penyanyi. ”Itu cerita yang gila. Hampir seumur hidup saya, saya bermain musik. Saya main gitar, main piano. Sejak usia tiga tahun saya mengenal musik. Lalu, saya memutuskan untuk pindah ke Los Angeles saat usia saya 21 tahun,’’ kata Perri yang lahir pada 19 Agustus 1986 di Philadelphia.

Dia nekat pindah dengan hanya membawa koper dan gitar. Dia ingin meraih kesuksesan seperti kakaknya, Nick Perri, yang menjadi gitaris Shinedown.

”Ternyata, berada di LA itu enggak mudah. Saya sendirian, ketakutan, sering menangis,” ceritanya beberapa jam sebelum konser. Dia memutuskan menikah saat berusia 21 tahun. Tetapi, 18 bulan setelah menikah, dia bercerai dan kembali ke Philadelphia.

Perri lantas mencurahkan isi hatinya dalam lagu Jar of Hearts. ”Lagu itu saya buat Desember 2009,” imbuhnya. Meski banyak hal sedih yang dialami, Perri tidak lelah untuk mencoba. Dia tidak melupakan impiannya menjadi penyanyi. Hingga akhirnya pada 2010, Perri bertemu label. ”Lalu, karir saya berawal dari situ. Pokoknya, never give up, never give up, and never give up. Keep trying,” tegasnya.

Penyanyi yang mengisi soundtrack Breaking Dawn part I dengan lagu A Thousand Years itu menulis sendiri lagu-lagu dalam albumnya. Ada banyak lagu yang dia tulis sejak dulu. Di antara sekian lagu tersebut, lagu Tragedy merupakan favoritnya. ”Saya suka lagu itu. Itu adalah lagu yang saya tulis sejak umur belasan. Entah kenapa. Saya pokoknya suka,” katanya.

Lagu-lagu Perri memang terkenal sedih dan galau. Tidak jarang, ada orang yang menangis saat mendengar lagu ciptaannya. Perri bilang, dirinya senang jika ada orang yang bisa memahami isi lagunya.

”Saya tahu bagaimana rasanya ada penggemar yang menangis ketika mendengar lagu idolanya. Saya dulu juga pernah begitu waktu nonton konser Nsync,” katanya, tersenyum.

Perri yang bermain gitar mengungkapkan, dirinya memiliki dua gitar yang selalu dibawanya. ”Gitar itu saya beri nama Chocolate dan Vanilla,” lanjut penyanyi yang berduet dengan Jason Mraz tersebut. Di rumah dia masih memiliki dua gitar lagi yang tidak diberi nama. (jan/c6/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Amanda Gonzales Tak Ingin Pacari Pemain Bola


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler