Setelah mendekam 800 hari di penjara, akademisi perempuan Australia, Dr Kylie Moore-Gilbert, dibebaskan oleh pemerintah Iran. Pembebasan ini juga sebagai bagian dari pertukaran tiga orang tahanan. Kylie Moore-Gilbert ditahan di Iran selama dua tahun lebih Dia dijatuhi hukuman penjara 10 tahun karena tuduhan mata-mata Rekaman di televisi Iran menunjukkan Kylie duduk di ruangan sebuah bandara di Iran

 

BACA JUGA: Maradona Meninggal Dunia, Argentina Tetapkan Tiga Hari Berkabung Nasional

Dr Moore-Gilbert yang memiliki dua kewarganegaraan yaitu Inggris dan Australia dan sebelumnya mengajar di University of Melbourne ditahan setelah dijatuhi hukuman dengan tuduhan melakukan tindak mata-mata.

Dia selalu membantah tuduhan tersebut dan sekarang meninggalkan Teheran dengan perasaan "sedih campur gembira" dan pergi dengan "niat yang bersahabat'.

BACA JUGA: Tolak Batubara Australia, Tiongkok Pilih Beli dari Indonesia

Dalam pernyataannya, Dr Moore-Gilbert mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Australia yang berusaha membebaskannya dan juga kepada para pendukungnya selama "penderitaan yang panjang dan traumatis."

"Saya sepenuhnya punya rasa hormat, cinta dan kekaguman terhadap bangsa Iran yang besar, dan penduduknya yang berani, ramah dan penuh sikap menolong." katanya.

BACA JUGA: Hampir Setiap Hari, Sanen dan Relawan Lainnya Memilah Sampah Medis di Jakarta

"Dengan perasaan sedih gembira saya meninggalkan negeri anda, meski saya mengalami ketidakadilan.

"Saya datang ke Iran sebagai teman dengan niat bersahabat dan meninggalkan Iran dengan perasaan itu masih ada, malah semakin kuat."

Dia juga meminta adanya privasi bagi dia dan keluarganya dalam masa-masa "penyesuaian kembali yang penuh tantangan."

Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan dia sudah berbicara dengan Dr Moore-Gilbert, hari ini (26/11) dan senang bisa mendengar suaranya.

"Dia bersama dengan para pejabat Australia yang akan memberikan bantuan yang diperlukan, akan ada waktu bagi Kylie untuk menyesuaikan diri, setelah dia mengalami banyak hal yang buruk," kata PM Morrison.

"Ketidakadilan atas penahanan dan hukuman yang dijatuhkan, Australia selalu membantah semua itu, dan saya senang dan lega Kylie bisa kembali lagi." Video: Iran state TV broadcast Kylie Moore-Gilbert boarding a plane. (ABC News)

 

Dalam wawancara dengan ABC, PM Morrison menolak memberikan komentar mengenai pertukaran tahanan bagi pembebasan Dr Moore-Gilbert, namun mengukuhkan bahwa tidak ada tahanan asal Iran yang dibebaskan di Australia.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengatakan dia "sangat senang dan lega" untuk mengumumkan bahwa Dr Moore-Gilbert telah dibebaskan dan akan segera bersama keluarganya lagi.

Rektor Melbourne University Duncan Maskell mengatakan "Selama ini sudah menjadi masa yang sulit dan kami nmengucapkan terima kasih kepada pemerintah Federal dan Departemen Luar Negeri yang terus berusaha membebaskanya.

"Kami sudah menunggu lama untuk hari ini."

Masih belum jelas kapan Dr Kylie Moore-Gilbert akan kembali ke Australia.

Dr Moore-Gilbert, dosen di Melbourne University mengenai Kajian Timur Tengah menjalani hukuman di Penjara Evin di Teheran mulai September 2018 setelah dijatuhi hukuman 10 tahun atas tuduhan melakukan tindak mata-mata.

Rekaman yang ditayangkan oleh televisi pemerintah Iran hari Rabu malam menunjukkan Dr Moore-Gilbert mengenakan kerudung abu-abu sedang duduk di sebuah ruangan di salah satu bandara di Teheran. External Link: Farnaz Fassihi @farnazfassihi News: Iran releases British Australian academic Kylie Moore-Gilbert in a swap for three Iranian men held abroad. First footage:

 

Rekaman itu juga menunjukkan tiga pria dengan bendera Iran disampirkan di bahu mereka, pria yang dibebaskan atas pertukaran untuk Kylie.

Televisi pemerintah Iran menggambarkan mereka sebagai "pegiat ekonomi" tanpa rincian lebih lanjut.

Tekanan internasional agar Iran membebaskan Dr Moore-Gilbert meningkat dalam beberapa bulan terakhir menyusul laporan jika kesehatananya menurun, karena lama menjalani tahanan sendirian dan dia dipindahkan ke Penjara Qarchak yang memiliki reputasi buruk.

Dia merupakan satu dari sejumlah tahanan asal negara barat yang ditahan dengan tuduhan mata-mata, tuduhan yang menurut keluarga dan lembaga hak asasi manusia internasional adalah tuduhan tidak mendasar.

Dr Moore-Gilbert sebelumnya pernah melakukan mogok makan dan memohon agar pemerintah Australia melakukan lebih banyak usaha untuk membebaskannya.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dan lihat artikelnya dalam bahasa Inggris di sini

AP/Reuters

BACA ARTIKEL LAINNYA... COVID-19 Masih Ganas, Datang Pula Gelombang Panas

Berita Terkait