"Keterbukaan tersebut penting dilakukan parpol guna menyikapi aspirasi masyarakat, termasuk yang tergambar dalam sejumlah survei tentang capres yang memperlihatkan kecendrungan riil dalam masyarakat," kata Akbar Tandjung, menjawab pertanyaan pers, Jumat (30/11), terkait muncul sejumlah nama capres dengan elektabilitas tinggi, tetapi bukan dari parpol atau sosok dari parpol tapi tidak dijagokan parpolnya sebagai capres.
Menurut mantan Ketua DPR RI ini, figur terbaik sebagai capres itu bisa datang dari dalam parpol atau sebaliknya yang berada di luar parpol. ”Bagaimana proses rekrutmen figur terbaik itu, menurut saya terserah parpol masing-masing,” ujar Akbar.
Dalam kondisi perkembangan politik saat ini yang menuntut popularitas dan kemampuan serta basis dukungan capres, parpol harus membuka diri. Apabila parpol tidak memerhatikan aspirasi dan kecendrungan masyarakat, maka masyarakat pemilih akan semakin jauh dari parpol.
“Politik itu sangat dinamis. Perubahannya bisa saja dalam hitungan bulan atau bahkan hari. Begitu juga dengan aspirasi masyarakat, semakin lama semakin berkembang, sejalan dengan tipologi tokoh yang diinginkan,” ujarnya sembari menambahkan, di dalam Golkar banyak figur-figur hebat, juga di luar Golkar.
Menurut Akbar, salah satu fungsi parpol yang penting adalah mempersiapkan kader dan tokoh untuk menduduki posisi atau jabatan politik baik di legislatif maupun eksekutif, di pusat maupun di daerah. “Karena itu kaderisasi sangat penting”.
Kenyataannya, fungsi kaderisasi di parpol masih sangat lemah. Akibatnya, parpol belum menghasilkan tokoh atau pemimpin yang menjadi harapan atau aspirasi masyarakat banyak, kecuali di beberapa daerah setingkat gubernur. “Ini pekerjaan rumah parpol yang harus diseriusi semua parpol,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, kaderisasi dan rekrutmen calon pemimpin merupakan bagian dari penguatan kelembagaan parpol guna memperkuat konsolidasi demokrasi. Dalam era konsolidasi politik ke depan, sangatlah penting parpol menjalankan fungsi utamanya sebagai rekrutmen pemimpin.
"Apalagi, hampir semua jabatan politik di Indonesia harus melalui pintu parpol, termasuk pencalonan presiden yang harus melalui parpol atau gabungan parpol," tegas mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar itu. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar-PDIP Tak Percaya Survei Elite
Redaktur : Tim Redaksi