jpnn.com - NUSA DUA - Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Akbar Tanjung menilai langkah tujuh calon ketua umum menolak mekanisme pemilihan terbuka sangat tepat. Karena, pada hakikatnya Golkar terus membangun sistem politik yang benar-benar demokratis.
"Jadi sistem memberi kesempatan mereka yang terpanggil menjadi caketum bisa turut serta dan kemudian juga pemilihannya bisa diartikan secara demokratis, dari pemungutan suara secara rahasia," ujar Akbar, Senin (16/5).
BACA JUGA: Baku Tembak di Poso, 2 Anggota Santoso Tewas
Menurut mantan ketua umum DPP Golkar ini, dengan model pemilihan tertutup, maka para pemilik suara dapat dengan bebas menentukan pilihan berdasarkan hati nurani, tanpa ada paksaan dan kekhawatiran.
Saat ditanya apakah perolehan suara enam calon akan mampu menyaingi dua calon lain, Setya Novanto-Azis Syamsuddin yang disebut-sebut bakal berkoalisi, menurut Akbar tergantung efektivitas calon mempengaruhi pemilih.
BACA JUGA: Ssst, Katanya Ada Rp 3 Miliar Bagi yang Sebut Nama...
"Karena yang berdaulat kan para pemilih. Saya yakin mereka menginginkan pemimpin dengan gagasan yang betul-betul terbaik bagi kepentingan partai kita ke depan," ujar Akbar.
Ia memaparkan pandangan tersebut, karena semua pihak di tubuh Golkar, sangat berkepentingan membawa partai berlambang pohon beringin tersebut, betul-betul mengalami perubahan dan perbaikan. Sehingga mampu menghasilkan posisi politik yang terhormat dan diapresi seluruh rakyat Indonesia.
BACA JUGA: Ssttt... Ada Info soal Imbalan Rp 3 M asal Terbuka Sebut Nama Caketum
"Pada beberapa waktu belakangan ini saya prihatin, karena survei jauh dari harapan. Mudah-mudahan dengan kepemimpina baru yang solid dan kuat, visi yang kuat dan kesediaan menggunakan waktu penuh bagi kemajuan partai, bisa menghasilkan perbaikan-perbaikan," ujar Akbar.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendukung Novanto Bikin Onar, Fadel: Seperti di Pasar
Redaktur : Tim Redaksi