Akbar Tandjung Berpotensi Jadi Kuda Hitam di Pilpres

Minggu, 09 Maret 2014 – 20:08 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung muncul sebagai kuda hitam dalam survei calon presiden dan wakil presiden yang dilakukan Freedom Foundation. Survei dilakukan di 34 provinsi, berlangsung dari 27 Januari -26 Februari 2014, melibatkan 1090 responden.

"Akbar Tandjung akan memperoleh dukungan sebanyak 6,5 persen untuk posisi Wakil Presiden. Jika diposisikan sebagai Capres, maka angka perolehan dukungan Akbar sebesar 4 persen," kata Direktur Riset Freedom Foundation Mohamad Nabil, saat merilis surveinya di Jakarta, Minggu (9/3).

BACA JUGA: Eksponen 99 PDI Perjuangan Dideklarasikan

Bersama Mohamad Nabil, juga hadir peneliti dari LP3ES Kurniawan, pengamat politik LIPI Siti Zuhro, dosen ilmu politik Universitas Paramadina Herdy Sjahrasad dan Dian Permana dari founding Fateher House.

Menurut Siti Zuhro, kemunculan nama Akbar sebagai salah satu kandidat cawapres, cukup mengejutkan, pasalnya selama ini Akbar tidak mengkampanyekan diri sebagai salah satu kandidat. Survei ini menunjukkan ada persoalan besar di tubuh Golkar. Karena itu kata Siti, Golkar harus menyikapi soal ini dengan bijaksana.

BACA JUGA: Kubu Anas Akan Berikan Sambutan Untuk Penyidik KPK

"Akbar punya jaringan kuat di Golkar, HMI, birokrasi, dan lintas golongan. Jika Akbar bergerak, maka jejaring itu akan dengan cepat bergulir dan persentase dukungan akan lebih tinggi lagi," tegas Siti Zuhro.

Menjawab pertanyaan bagaimana dengan tokoh Jusuf Kalla? Siti Zuhro mengatakan, keduanya punya modal sosial yang tinggi, tapi posisi Akbar lebih unggul. "Jusuf Kalla lebih baik mengurus organisasi sosial seperti Dewan Masjid, karena sudah tua," saran Siti Zuhro.

BACA JUGA: Pramono Edhie Diprediksi jadi Kuda Hitam

Sementara pengamat politik Herdy Sjahrasad menilai, hasil survei Freedom Foundation yang mengukuhkan nama Akbar sebagai salah satu figur yang mendapat dukungan besar sebagai Cawapres, menunjukkan bahwa rekam jejak dan kepemimpinan Akbar baik sebagai tokoh HMI, tokoh Golkar, mantan Mensesneg, dan aktifis Kelompok Cipayung masih mendapat tempat di hati rakyat.

"Saya menilai, Golkar itu, ya Bang Akbar. Dia terus bekerja untuk Golkar, dan kini berhasil mengukuhkan dirinya sebagai identifikasi Golkar. Kalau orang bicara Golkar, ya Akbar, bukan JK apalagi Aburizal Bakrie. Jadi, Akbar Tandjung adalah kuda hitam dalam pilpres nanti. Golkar harus mensiasati ini," papar Herdy.

Kurniawan dari LP3ES menambahkan, bila selama ini Akbar Tandjung diam saja memproleh angka dukungan cukup besar sebagai Cawapres, 5,6 persen, maka apabila Akbar bersedia dan aktif beriklan, maka angka dukungan tambah besar.

"Dalam politik, selain momentum, harus ada kerja politik. Akbar tinggal sosialisasi sebagai salah satu pemimpin alternatif," ungkap Kurniawan.(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Walhi: Pasang Spanduk di Pohon, Caleg tak Pro Lingkungan Hidup


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler