jpnn.com - LOS ANGELES – Tangan dingin sutradara sekaligus produser Steven Spielberg kini dipertanyakan. Pasalnya film terbarunya, Big Friendly Giant atau The BFG yang dirilis 30 Juni lalu gagal memikat penonton.
Terbukti, film bergenre adventure fantasy yang diadaptasi dari buku Roald Dahl itu menelan bujet USD 140 juta (Rp 1,85 triliun), tapi hanya mendapatkan USD 18,6 juta (Rp 247 miliar) pada pekan pembuka
BACA JUGA: Mengenang Sophan Sophiaan, I Will Always Love You..
The BFG produksi Disney kalah oleh Finding Dory yang memuncaki box office pada libur pekan pertama Juli.
Padahal, dalam industri film Spielberg telah mencetak sederet karya box office. Namanya seolah menjadi jaminan suksesnya film yang digarap, baik sebagai sutradara maupun produser.
BACA JUGA: Wuiih…Bertabur Bintang Hit The Stage
Sebut saja Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull yang mencatatkan pendapatan USD 786 juta (Rp 10,4 triliun), E.T. the Extra-Terrestrial yang meraup pendapatan total USD 792 juta (Rp 10,48 triliun), serta Jurassic Park yang sukses dengan raihan USD 1,029 miliar (Rp 13,6 triliun).
Dave Hollis, distribution chief Disney, mengakui bahwa hasil BFG tersebut cukup mengecewakan. Pihaknya berharap film itu terkerek naik pada pekan-pekan mendatang. Dia menargetkan penonton keluarga di libur musim panas ini.
BACA JUGA: Lah...Olga Lydia Sampai Stres
"Kami melihat orang-orang membicarakan film ini dan memberi rating. Semoga referensi itu menjadi keuntungan (untuk The BFG, Red)," ujarnya seperti dilansir variety.com.
Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah Spielberg sudah kehilangan "daya magis" sebagai pencetak blockbuster? Para kritikus film menguraikan beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab gagalnya sentuhan Spielberg kali ini.
Yang pertama adalah sulitnya menjual emosi. Spielberg dikenal dengan gaya penyutradaraan yang sangat memanjakan mata melalui elemen visual yang dinamis.
Hiu mengunyah, piring terbang, atau detail wajah keriput alien. Sementara itu, di The BFG, yang ditawarkan adalah ikatan antara Sophie (Ruby Barnhill), si gadis yang menjadi tokoh utama, dengan teman raksasanya.
Ditulis Variety, itu bukanlah ciri khas Spielberg. Karena itu, pria yang sudah menyutradarai 29 film tersebut tak bisa maksimal.
Review yang muncul pun beragam. Meski Rotten Tomatoes memberikan rating 72 persen, tak sedikit pula kritik yang ditujukan untuk film pertama Spielberg bersama Disney itu. Misalnya, Peter Travers dari Rolling Stone menulis,
"Ketika dunia Spielberg dan Dahl bertabrakan."
Faktor lainnya adalah tidak adanya bintang papan atas yang menjadi highlight. Tidak ada sosok yang "dikenal" dalam poster The BFG.
Karakter raksasa yang dipajang di posternya pun tampak kurang mencolok, tidak cukup memikat untuk menggerakkan orang agar menonton.
Bandingkan dengan sederet film sukses Spielberg sebelumnya. Ada Leonardo DiCaprio, Harrison Ford, Tom Cruise, dan Tom Hanks yang sudah tentu punya magnet kuat untuk menggerakkan orang menonton.
Charles Bramesco, kritikus film, mengungkapkan, pekan ini tak begitu menggembirakan untuk industri film, tidak hanya bagi The BFG.
Selain Finding Dory yang mencatatkan USD 41,8 juta (Rp 551 miliar) pada pekan ketiganya, laju pendapatan film-film lain terbilang lambat. Di bawah Finding Dory, ada The Legend of Tarzan, The Purge: Election Year, dan The BFG di tempat keempat.
Faktor lainnya adalah kesenjangan generasi. Buku Roald Dahl terbit pada 1982. Artinya, generasi pada masa itulah yang menggemari bukunya, yang sekarang masih "terlalu muda" untuk memiliki anak yang bisa diajak menonton film tersebut.
"Jika Disney membidik nostalgia, seharusnya menunda delapan atau sepuluh tahun lagi," tulis Bramesco. (nor/c11/ayi/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lihat, Maia Bersama Orang-orang Tercinta
Redaktur : Tim Redaksi