HINGGA akhir Januari 2012, tak satupun parpol yang menetapkan nama calon yang akan diusung pada Pilkada DKI. Padahal pada akhir tahun lalu, sejumlah kalangan politisi meyakini akan ada penetapan nama calon oleh masing-masing DPP (dewan pimpinan pusat).
Menurut Pengamat Politik Andrinof Chaniago, kondisi demikian terjadi lantaran masing-masing parpol saling menunggu dan mengintip. Bila ada satu parpol yang sudah menetapkan, akan bermunculan dukungan-dukungan lainnya kepada calon.
Padahal, parpol seharusnya sudah menggencarkan figur-fgur yang dianggap potensial untuk maju bertarung dalam Pilkada DKI. “Tapi sebaliknya, parpol justru akan menunggu calon mana yang berpotensi menang. Setelah itu ramai-ramai mendekati dan menawarkan sewa perahu,” ujar Andrinof kepada Jumat (27/1).
Belum adanya calon gubernur atau calon wakil gubernur yang didukung secara resmi oleh parpol, terjadi akibat belum adanya kandidat calon yang berkualitas. “Sampai sekarang belum ada yang unggul atau bagus untuk memimpin Jakarta. Makanya parpol bersikap jual mahal,” tandasnya.
Namun semakin mendekati jadwal pembukaan pendaftaran pasangan calon oleh KPU DKI Jakarta, parpol akan meningkatkan intensitas dukungan yang mengarah pada calon. “Ini akan terjadi, parpol akan kasak-kusuk mendukung dan mengusung calon,” imbuh Andrinof.
Ia berpendapat, hampir sebagian besar parpol tidak menetapkan cara berpikir yang benar dalam pertarungan pilkada. Tidak ada sikap konsisten untuk memberikan dukungan kuat kepada kader internal. Akibatnya, masyarakat dihadapkan pada pilihan calon yang kurang memuaskan.
“Cara berpikir partai salah, harusnya promosikan kader internal. Yang saat ini sudah melakukan hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Itupun kalau tidak bisa dapat nomor satu (gubernur), maka nomor dua (wakil gubernur) saja,” tukas Andrinof. (rul)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rusli Ajak SOKSI Kompak Menangkan Golkar
Redaktur : Tim Redaksi