jpnn.com, SURABAYA - Akhirnya, setelah terkatung-katung tujuh bulan, pengerjaan fisik underpass dilanjutkan. Para pekerja melakukan pengerukan di sekitar akses proyek yang diharapkan menjadi solusi kemacetan di kawasan HR Muhammad-Mayjen Sungkono tersebut.
Yang dikebut adalah pengerjaan jalan bawah tanah (underpass)-nya karena terhenti sejak akhir Februari lalu. Saat ini progres pengerjaan baru mencapai 50 persen. Sementara itu, overpass sudah selesai akhir tahun lalu.
Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi, pengerjaan tersebut sebenarnya dimulai Kamis (11/10).''Tapi, masih baru satu alat berat yang bekerja,'' tuturnya ''Pengerjaan full (maksudnya semua alat, Red) dilakukan Senin (15/10),'' tambahnya.
Menurut Eri, pengerjaan saat ini berfokus pada pembuatan akses menuju underpass. Lorong bawah tanahnya sudah selesai. Tinggal finishing. Tidak tertutup kemungkinan, banyak kendala saat pembuatan akses tersebut. Sebab, banyak pipa yang berada di sana. Salah satunya, pipa milik PDAM. ''Nanti pemkot membantu untuk mengoordinasikan hal itu,'' katanya. Eri mengakui bahwa pengerjaan proyek yang menghabiskan anggaran Rp 74 miliar itu terhenti beberapa bulan. Pihak pemkot juga sempat mengambil alih pengerjaan untuk memastikan kejelasan pembangunan tersebut. ''Sekarang sudah beres,'' ujarnya.
Eri juga menjelaskan, REI tetap menjadi koordinator pengerjaan tersebut. Selanjutnya, pihak REI memberikan kuasa kepada Totok Lusida, ketua REI 2014, untuk menghimpun semua pengembang. ''Biaya pembangunan underpass ini memang berasal dari CSR para pengembang,'' paparnya.
Menurut Eri, target proyek yang dikerjakan PT PP Property itu masih tetap. Yakni, akhir tahun. ''Tapi, peresmiannya mungkin baru bisa dilaksanakan sekitar Februari 2019,'' terangnya.
Eri menambahkan, meski sudah jadi, underpass tersebut tidak bisa langsung dioperasikan untuk publik. Perlu pengujian selama 1-2 bulan untuk memastikan keamanan serta mengevaluasi jika ada beberapa hal yang lupa dikerjakan.
Selain itu, Pemkot Surabaya mempunyai tanggung jawab di bidang kelengkapan infrastruktur seperti penerangan jalan umum (PJU) dan traffic light.
Proyek infrastruktur tersebut memang cukup penting. Sebab, setiap hari bundaran HR Muhammad menjadi bottleneck kemacetan dari sejumlah ruas jalan. Mulai Jalan Mayjen Sungkono, HR Muhammad, Jalan Ngesong, hingga exit tol Satelit.
Rencananya, ada dua pemecah kemacetan. Yakni, underpass dan overpass. Underpass diplot menghubungkan Jalan Mayjen Sungkono-HR Muhammad. Overpass akan menjadi sarana bagi para pengendara dari Jalan Ngesong ke Mayjen Sungkono dan sebaliknya. Dengan begitu, tidak ada lagi kendaraan yang berputar dan mengalami cross traffic di bundaran HR Muhammad.
Lalu, kenapa overpass yang sudah selesai tidak difungsikan lebih dulu? Eri mengatakan bahwa pihaknya juga menjajaki kemungkinan tersebut. ''Tapi, kami masih harus mengkajinya. Sebab, jika dioperasikan, takutnya pengerjaan underpass terganggu,'' terangnya. Namun, jika dirasa tidak mengganggu, pihaknya segera mengoperasikannya. (omy/c7/ano)
BACA JUGA: Pembangunan Jembatan Sembayat on the Track
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejar Target, Jarak Box Culvert Sememi Makin Menyusut
Redaktur : Tim Redaksi