Akhyar-Salman Konsisten, Bobby-Aulia Bidik Milenial

Minggu, 22 November 2020 – 19:19 WIB
Ilustrasi Pilkada 2020. Grafis: Sultan Amanda Syahidatullah

jpnn.com, MEDAN - Pengamat politik di Kota Medan, Shohibul Anshor mengomentari pakaian yang dikenakan dua pasangan calon wali kota Medan, pada debat yang digelar KPU Kota Medan, Sabtu (21/11) kemarin.

Debat kedua kemarin mengangkat tema 'Meningkatkan Pelayanan Masyarakat dan Menyelesaikan Persoalan Daerah'.

BACA JUGA: Survei Roda Tiga Konsultan: Akhyar Nasution Unggul Jauh dari Menantu Jokowi

Calon wali kota Akhyar Nasution terlihat mengenakan pakaian adat Minang, dipadu kain songket Pandai Sikek warna hijau kuning, dilengkapi topi Saluak berwarna kuning.

Sementara calon wali kota Salman Alfarisi mengenakan pakaian adat Jawa dengan blangkon, dipadu batik melingkar di pinggang.

BACA JUGA: Dukung Bobby Nasution, Bara JP: Saatnya yang Muda Memimpin Medan

Kemudian pasangan calon nomor urut 2 Bobby Nasution-Aulia Rahman mengenakan jaket jin, seperti yang juga dikenakan pada debat sebelumnya.

"Saya melihat ada konsistensi di sini. Nomor urut 1 berkata identitas yang mereka kenakan melambangkan masyarakat (di Kota Medan) tempat yang multikultur. Itu konsisten dari awal," ujar Shohibul dalam keterangannya, Minggu (22/11).

BACA JUGA: Seluruh Anggota Polri Wajib Baca Larangan Terbaru dari Kapolri Terkait Pilkada 2020

Untuk pasangan Booby-Aulia, Shohibul Anshor menilai pakaian yang dikenakan membidik kaum milenial.

"Bobby itu konsisten membidik milenial. Menurut saya tafsiran mereka ini identitas milenial untuk lebih menarik perhatian," ucapnya.

Shohibul kemudian berpesan kepada kedua paslon agar jangan lupa dengan hal-hal yang substansi.

"Substansinya adalah bagaimana rakyat itu sejahtera. Sejahtera itu seperti apa? Aman dia, kemudian makan cukup karena pekerjaan ada, lalu anak bersekolah, yang sakit ada obatnya atau kalau enggak ada uang ada BPJS, lalu masa depan ada. Itu yang harus diwacanakan dengan sebuah pembuktian argumentasi yang masuk akal, sehingga orang berpikir, ini yang betul," katanya.

Shohibul juga berpesan agar ada sportivitas dari para pendukung masing-masing pasangan calon.

Ia juga berharap semua aparat harus netral, jangan main curang, terutama penyelenggara pilkada.

"Jangan ada kemenangan yang dilakukan berdasarkan kecurangan. Demokrasi harus naik kelas. Pada 2015 lalu, sangat kecil nilai partisipasi pemilih, sekarang diharapkan naik. Caranya seperti apa, yakinkan bahwa rakyat akan lebih sejahtera di tangan kalian," pungkas Sohibul. (gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler