jpnn.com, TARAKAN - Cemburu yang berada di ubun-ubun membuat HN nekat menusuk MA dengan badik.
MA langsung tersungkur bersimbah darah. Sementara itu, HN langsung diringkus.
BACA JUGA: Simak nih Komentar Mahfud MD soal Kasus SMS Hary Tanoe
Peristiwa berdarah itu terjadi karena HN tak terima istrinya mendapat SMS berisi kalimat tak layak dari MA.
Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Tarakan, Selasa (22/8) terungkap bahwa penusukan yang nyaris berujung maut itu terjadi karena salah paham.
BACA JUGA: Antasari Azhar Pertanyakan Laporan SMS Gelap ke Polda
MA yang bersaksi dalam sidang juga memperlihatkan bekas tusukan yang hampir merenggut nyawanya itu kepada majelis hakim.
“Sebenarnya semua ini hanya salah paham Yang Mulia. Sebab, sebenarnya yang SMS istri terdakwa adalah teman saya karena istri terdakwa merupakan langganan teman saya,” jelas MA.
Namun, dia tak tahu alasan HN marah dan kehilangan kontrol.
“Itu istrinya di-SMS hanya untuk mengambil baju jahitan. Namun, terdakwa salah paham. Anehnya, malah saya yang kena tikam, bukan teman saya,” kata MA.
Sementara itu, HN mengatakan, dirinya disulut api kemarahan lantaran melihat SMS dari salah tukang jahit yang dianggapnya telah mencoba menggoda istrinya.
“Saya cek handphone istri saya, Yang Mulia. Saya kaget, kok ada SMS berbunyi “ibu kapan pulang kerja”. Makanya, saya jadi jengkel dan mendatangi korban,” jelas HN.
Karena telanjur emosi, HN pun mendatangi lokasi penjahit tersebut di Kelurahan Selumit.
Dia langsung menikam MA yang dikiranya sebagai penjahit penggoda istrinya. “Saya datang dan saya langsung tusuk korban. Saya kira dia pelakunya,” ungkap HN.
Walaupun perkara penikaman ini sudah sampai di meja hijau, HN dan MA mengaku sudah mendamaikan hal ini bersama teman tukang jahit lainnya.
“Kalau saling bermaafan itu sudah, Yang Mulia. Sebab, ternyata istri saya hanya dihubungi untuk mengambil jahitan bajunya yang telah selesai dijahit. Namun karena proses hukum tetap berjalan, makanya saya jadi tahanan,” terang HN. (osa)
Redaktur & Reporter : Ragil