Aksi Boikot Produk Israel Bikin Pendapatan Turun 70 Persen, Ribuan Pekerja Kena PHK

Rabu, 13 Maret 2024 – 22:40 WIB
MUI mengajak masyarakat boikot produk Israel. Foto: Dok. Aktivis Pembela Palestina

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani ikut bersuara atas imbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memboikot produk-produk Israel

Menurut Hariyadi, semua pengusaha sama dengan MUI, mengutuk kejahatan terhadap kemanusian atau genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. 

BACA JUGA: Kanselir Jerman Minta Israel dan Hamas Setop Berperang selama Ramadan

"Posisi kami sudah jelas,” ujar Hariyadi Sukamdani dalam keterangannya dikutip Rabu (13/3).

Dia mengatakan sikap MUI yang menyerahkan daftar dari produk-produk terafiliasi Israel kepada masing-masing individu masyarakat untuk memprosesnya itu justru banyak dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk menjatuhkan pesaingnya. 

BACA JUGA: MUI: Jangan Gunakan Produk Israel Saat Ramadan!

"Ada oknum yang mengeluarkan list. Inilah  kemudian yang menjadi masalah besar di kalangan pengusaha dan tenaga kerja juga,” terangnya.

Dia menyebutkan, di sektor  hotel dan restoran, keluarnya daftar-daftar produk boikot itu sudah menyebabkan penurunan pendapatan hingga 25 – 70 persen, tergantung lokasinya. 

BACA JUGA: Israel Susun Rencana Jahat Baru di Tepi Barat, Harus Dihentikan!

“Ini kemudian menjadi masalah serius, per Desember kemarin sudah kami record, ada 1.000 orang yang terpaksa di PHK karena memang turunnya sangat luar biasa,” tuturnya.

Dia menegaskan semua perusahaan multinasional yang ada di Indonesia sudah dikonfirmasi menyatakan tidak ikut dalam permasalahan geopolitik di Gaza. 

Mereka hanya pemegang lisensi  di Indonesia atau franchise yang sudah berinvestasi banyak di Indonesia. 

“Jadi, kalau sampai head office-nya macam-macam, mereka pasti akan komplain berat,” ucapnya. 

Dia juga melihat isu-isu boikot ini sudah dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk persaingan dagang. 

Menurut Haryadi, perusahaan multinasional itu mempunyai standing point yang sama, yaitu mereka menentang terhadap pelanggaran HAM. Bantuan-bantuan kemanusiaan itu pasti mereka lakukan, tidak hanya di dalam negeri, mereka sangat aktif begitu juga kondisi-kondisi kemanusiaan lainnya, sambungnya.

Dia juga menyayangkan situasi yang sudah mulai membaik saat ini, tidak lagi diganggu lagi dengan ada yang memlintir-mlintir isu boikot ini. 

“Kami harus luruskan dan juga sudah meminta teman-teman untuk melakukan edukasi. Mudah-mudahan dalam situasi yang seperti ini masyarakat juga sudah bisa lebih memilah- memilah informasi yang ada,” ujarnya. 

Menurutnya, yang namanya korporasi itu mereka tidak ada sama sekali kepentingan dengan preferensi politiknya, apalagi perusahaan yang terkait dengan multinasional. Itu selalu mereka akan menjaga nilai-nilai yang transparan, nilai-nilai yang tidak melanggar daripada HAM.

Wakil Sekjen MUI M. Ziyad menyampaikan bahwa MUI tidak pernah membuat daftar dari produk-produk yang disebutkan sebagai afiliasi Israel. 

Sebelumnya, Ekonom Mumtaz Foundation dan dosen senior  bidang sejarah ekonomi di Institut Agama Islam Tazkia, Dr. Nurizal Ismail juga menyatakan hal senada. 

Menyikapi konflik yang terjadi di jalur Gaza, dia menyuarakan agar masyarakat Indonesia lebih bijaksana dengan tidak melakukan hal-hal yang justru merugikan bangsa sendiri seperti halnya aksi boikot terhadap produk-produk tertentu. 

Dia pun mengingatkan agar masyarakat sebaiknya berhati-hati juga terhadap adanya pihak-pihak tertentu yang hanya memanfaatkan konflik Gaza ini untuk tujuan persaingan usaha semata. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler