jpnn.com - JAKARTA - Mario Steven Ambarita bukan manusia super, meski berhasil menyelinap di roda belakang pesawat Garuda Indonesia dari Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, Pekanbaru menuju Bandara Soekarno Hatta, Selasa (7/4) kemarin.
Pria berusia 21 tahun itu rupanya juga pernah gagal dalam menjalankan aksinya. Sebelum menyusup masuk ke Bandara SSK II, dia pernah menyambangi Bandara Kualanamu, Medan. Hanya saja, aksinya itu gagal karena ketatnya penjagaan di bandara tersebut.
BACA JUGA: Ketemu Jokowi, Soetrisno Bachir Bantah Diutus KMP
"Pada 19 Maret 2015 dia pernah coba mau menyelinap ke Bandara Kualanamu, tapi nggak bisa karena saking ketatnya penjagaan di sana," ungkap Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Suprasetyo saat menggelar jumpa pers di Kemenhub, Jakarta, Rabu (8/4).
Karena tak berhasil, Mario berusaha mencari bandara lain yang dirasa penjagaannya tidak begitu ketat. Dia lantas beralih ke Bandara SSK II. Perkiraannya tepat karena bandara tersebut tidak begitu ketat penjagaannya. Dalam waktu seminggu, Mario sudah bisa menguasai area di sekitar Bandara SSK II.
BACA JUGA: Kadernya Dibogem, FPD DPR Bakal Polisikan Kader PPP
"Di Bandara Pekanbaru, selama seminggu waktu yang dia butuhkan untuk bisa sampai masuk ke sisi bandara," jelasnya.
Namun, saat hendak menerobos ke dalam roda belakang pesawat Garuda, Mario sempat gagal karena terpental terkena hembusan angin dari baling-baling pesawat. Meski sudah terpentah, Mario tak putus asa. Dia berdiri lagi dan berusaha mencapai roda belakang Garuda dengan memanfaatkan situasi ketika pesawat bersiap terbang.
BACA JUGA: Istana Pastikan Jokowi tak Boyong Staf ke Rakernas PDIP
"Dia sempat terpental karena kena angin, akhirnya dia nunggu pesawat mutar dan bersiap untuk terbang. Saat itu dia langsung masuk cari space tempat yang kosong buat dia nyelip," beber Suprasetyo. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Susi Khawatir ABK Indonesia Bernasib Seperti di Benjina
Redaktur : Tim Redaksi