Aktif Melestarikan Budaya, Unika Atma Jaya Gelar Pementasan Lenong

Rabu, 06 Maret 2024 – 21:33 WIB
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (UAJ) ingin melestarikan kebudayaan lokal dan menambah minat kaum muda terhadap budaya tradisional khususnya Lenong. Foto: dok Unika Atma Jaya

jpnn.com, JAKARTA - Lenong merupakan salah satu budaya tradisional Betawi yang dipopulerkan sejak awal abad ke-20.

Sebagai seni yang lahir dari rakyat, Lenong dipakai sebagai sarana hiburan dan pendidikan masyarakat. Namun, saat ini berbagai kebudayaan tradisional termasuk Lenong mengalami krisis eksistensi sehingga dikhawatirkan akan hilang dan dilupakan.

BACA JUGA: HUT ke-496 Jakarta, Galeri Indonesia Kaya Hadirkan Pertunjukan Lenong Betawi

Menghadapi tantangan ini, Unika Atma Jaya (UAJ) ingin melestarikan kebudayaan lokal dan menambah minat kaum muda terhadap budaya tradisional khususnya Lenong.

Dosen Fakultas Psikologi UAJ dan ketua pelaksana program itu Nicolas Indra Nurpatria menyatakan program pelestarian Lenong menjadi aksi nyata agar masyarakat bisa tergerak dalam menjaga
budaya tanah air.

BACA JUGA: Perjalanan Karier Omas, dari Lenong Hingga Sinetron

“Revitalisasi Lenong adalah sebuah gerakan konkrit yang kami buat untuk menyadarkan masyarakat pentingnya eksistensi kebudayaan lokal di masa depan. Untuk meningkatkan kesadaran ini, kami
melibatkan anak muda untuk terlibat dan berpartisipasi aktif di dalam seluruh prosesnya," ungkap Nicolas.

Oleh karena itu, bekerja sama dengan Pusat Ketangguhan dan Pembangunan Keluarga Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya (PKPK FPUAJ) bekerja sama dengan beberapa komunitas dan organisasi masyarakat di bidang seni, pendidikan dan budaya seperti Padepokan Ciliwung Condet, Forum Anak Pademangan Barat, Teater Tanah Air dan Teater Alam Sinema guna menggelar program pelestarian dan revitalisasi Lenong yang bertajuk “Melampaui Tradisi: Revitalisasi Lenong Sebagai Sarana Dialog Untuk Membangun Perdamaian.”

Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu (03/03/2024) di Pusat Pelatihan Seni Budaya (PPSB) Kisam Dji’un Jakarta Timur.

Menurutnya, tujuan utama dari program ini adalah untuk melakukan upaya revitalisasi Lenong dengan melibatkan anak muda dalam seluruh prosesnya.

"Mulai dari proses latihan dan pembelajaran hingga pementasan. Program ini juga bertujuan untuk memberikan dampak positif pada pembentukan karakter anak muda yang terlibat di dalamnya," kata Nicolas.

Rektor UAJ, Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S(K) menyatakan budaya lenong dapat menjadi sarana komunikasi efektif dalam menyampaikan berbagai pesan konstruktif dan kritis dengan menggunakan
bahasa yang santai dan jenaka.

“Budaya lenong sangat menarik. Bagaimana pesan komunikasi yang lugas dan tajam dengan membahas topik sehari-hari namun dilandasi kejujuran berpikir serta kejenakaan situasi. Lenong juga membahas
berbagai situasi kondisi masyarakat dengan berbagai permasalahan yang sangat dekat dengan keseharian kehidupan,” ucap Prof. Yuda dalam sambutannya.

Prof. Yuda turut menghargai dan mengapresiasi kinerja panitia dan seluruh pihak yang terlibat untuk mewujudkan kegiatan seni ini. Menurut beliau, kegiatan ini bisa menginspirasi praktik-praktik seni lainnya
agar dapat berkembang mengikuti zaman dan memanfaatkan sistem teknologi informasi serta media sosial yang populer saat ini.

Kegiatan ini juga melibatkan para seniman lokal senior serta anggota komunitas masyarakat yang memiliki keahlian dan minat dalam seni pertunjukan tradisional seperti seni tari, musik dan teater. Para seniman
terlibat dalam memberikan bimbingan terhadap anak muda dalam proses latihan dan penyelenggaraan pementasan.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Rektor UAJ, Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S(K) beserta Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana, S.E., MSc. CBA serta Kepala Suku Dinas
Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Timur, Berkah Shadaya.

Adapun program ini merupakan bagian dari Mobile Arts for Peace (MAP), sebuah program penelitian sekaligus praktik dalam bidang seni budaya yang dipimpin oleh Prof. Ananda Breed dari University of
Lincoln, United Kingdom.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler