Aktivis: Kpop Merusak Pemuda Muslim Malaysia

Senin, 22 Januari 2018 – 15:47 WIB
Ketua Gamis Faizuddin Zai berbicara di Konvensi Kebangkitan Umat. (Miera Zulyana/themalaymailonline)

jpnn.com, KUALA LUMPUR - Masa depan jutaan pemuda muslim di Malaysia terancam hancur. Penyebabnya adalah musik populer dari Korea Selatan alias Kpop.

Demikian disampaikan Faizuddin Mohd Zai, ketua kelompok pemuda konservatif Gamis. Menurut dia, Kpop mendekatkan pemuda muslim pada hedonisme, yang akhirnya membuat mereka tak mampu bersaing di bursa kerja.

BACA JUGA: Tunggu Tanggal Mainnya! Maroon 5 Bakal Kolaborasi dengan BTS

"Kita rusak karena tumbuh di lingkungan yang tidak sehat, dan bagaimana mungkin kita bisa mengharapkan kaum muda menjadi baik jika semua program hiburan mengajarkan hedonisme, seperti Kpop yang sekarang ada di mana-mana," ujar Faizuddin dalam pidatonya di acara Konvensi Kebangkitan Umat, Kuala Lumpur, beberapa waktu lalu.

Seperti diberitakan The Malay Online, Faizuddin kemudian membeberkan data yang menguatkan klaimnya tersebut. Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah pemuda muslim yang melamar untuk pekerjaan dengan gaji layak jauh di bawah non-muslim.

BACA JUGA: Selamat Datang Kembali BoA

Dikatakannya, pada 2015 jumlah pelamar muslim untuk pekerjaan semacam itu hanya 5 persen. Sementara non-muslim jumlahnya mencapai 20 persen.

Dia juga mengklaim bahwa perusahaan multinasional lebih suka mempekerjakan pemuda non-pribumi, yang jumlahnya mencapai 20 persen. Hanya 1 persen pribumi yang dipekerjaakan oleh perusahaan-perusaan tersebut.

BACA JUGA: Duka untuk Jonghyun SHINee Warnai Golden Disc Awards 2018

Faizudin tidak menunjukkan dari mana data tersebut. Namun, dia mengklaim bahwa semuanya merupakan data resmi.

Sang aktivis mengatakan, data tersebut memperlihatkan dengan jelas bahwa liberalisme dan budaya pop adalah penyebab ketertinggalan pemuda muslim Malaysia.

"Para pemuda menjadi apatis dan individualistis. Mereka tidak lagi peduli dengan isu-isu yang ada saat ini. Yang lebih buruk lagi, para orang tua Melayu-muslim sendiri yang mendorong berkembangnya budaya hedonisme ini," bebernya.

Sebagai solusinya, lanjut Faizuddin, Gamis meminta pemerintah mewajibkan setiap siswa menjalankan fardu ain di sekolah. Dia meyakini langkah itu dapat memupuk moralitas dan mengobati kemerosotan akhlak.

"Hanya dengan kesucian yang kuat mereka (pemuda muslim) dapat menjadi lebih progresif, disiplin dan sukses," ujarnya. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Parah! Fan BTS dan Wanna One Rusak Tribute untuk Jonghyun


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler