Aktivitas Vulkanik Gunung Agung Turun, Rekahan Tambah Lebar

Minggu, 22 Oktober 2017 – 06:13 WIB
Gunung Agung dinaikkan statusnya dari siaga menjadi awas, Jumat (22/9). Foto: Agung Bayu/Bali Express

jpnn.com, JAKARTA - Aktivitas vulkanik Gunung Agung sejak Jumat lalu (20/10) hingga kemarin (21/10) mengalamai penurunan.

Sementara, hasil rekaman drone menunjukkan ada rekahan tambah lebar dan meluas.

BACA JUGA: Status Gunung Agung Masih Awas, Tanggap Darurat Diperpanjang

Menurut data Vulkanologi Meterologi Badan Geologi (PVMBG), pada Kamis (19/10) telah terjadi 807 gempa.

Namun keesokan harinya hanya tercatat 379 gempa. Sementara itu pada kemarin pagi hingga pukul 00.00-06.00 PVMBG mencatat hanya 97 gempa.

BACA JUGA: Lucu, Setya Novanto Dikira Prabowo Subianto

”Dari aspek gunungnya sendiri, aktivitas vulkaniknya turun. Namun masih menunjukkan potensi erupsi sekitar 50 persen,” tutur kepala Willem Rampangile, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Jika terus turun, Willem menyarankan kepada PVMBG agar menurunkan radius awas. Kini radius awas di Gunung Agung adalah 9 kilometer dari puncak gunung.

BACA JUGA: Penerbangan Drone ke Kawah Gunung Agung Gagal Maning

”Kalau diturunkan maka jumlah pengungsi juga pasti akan turun,” ujar Willem. Hingga saat ini jumlah pengungsi mencapai 134.292 orang yang tersebar di 390 titik pengungsian.

Penurunan radius awas memang melihat aktivitas vulkanik Gunung Agung. ”Memang Gunung Agung masih belum stabil,” jelas pria kelahiran Surabaya itu.

Walaupun demikian, Willem melihat jika pemerintah daerah telah siap jika terjadi hal yang buruk. BNPB pun masih melakukan pendampingan.

Salah satunya dengan pembekalan keahlian kesiap siagaan. ”Kami berikan sirine dan lampu tower juga,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi Meterologi Badan Geologi (PVMBG) Kasbani menuturkan aktivitas kegempaan memang relatif turun dalam dua hari terakhir.

Tapi, penurunan itu masih belum dianggap sebagai acuan secara keseluruhan aktivitas Gunung Agung. Sebab, data hasil analisis dari tim menujukan penurunan itu masih belum dianggap konsisten.

”Gempa vulkaniknya turun, tapi masih lebih dari 300 kali. Berarti masih tinggi,” ujar dia kemarin (21/10).

Sejak Jumat (20/10) kegempaan vulkanik mengalami penurunan yang cukup dramatis yaitu hanya’ 379 gempa per hari. Sedangkan kemarin (21/10) dalam periode pukul 00.00-06.00 WITA terekam 96 kali gempa vulkanik.

Selain itu, PVMBG dengan alat GPS di lima lokasi menemukan ada deformasi yakni pengelembungan di puncak gunung sekitar enam centi meter dalam sebulan terakhir. Penggelembungan itu sebagai akibat dari tekanan magma di reservoir yang dalam.

”Data kami pusat magma sekarang berada sekitar 4 kilometer di bawah puncak gunung. Sedangkan sebelumnya di posisi 5 sampai 10 kilometer,” jelas dia.

Data-data yang berasal dari alat-alat canggih itu lantas dikonfirmasi dengan drone yang dilengkapi kamera dan video perekam.

Kasbani menuturkan bahwa gambar dan video itu memang cukup membantu untuk memastikan kondisi Gunung Agung.

Tapi, PVMBG juga mendapatkan tambahan data dari satelit. ”Gambar dari drone membantu untuk memastikan saja. dengan jarak lebih jarak dekat,” ujar dia.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan pihaknya setidakya bekerjasama dengan tiga instansi untuk menerbangkan drone itu. Yakni, Universitas Gadjah Mada, Indonesia Off-road Federation (IOF), dan sebuah perusahaan swasta di Bandung.

Drone tersebut telah diterbangkan sejak dua pekan lalu dan semakin intens tiap hari untuk melakukan pengamatan.

”Kalau hanya mengandalkan satelit itu datanya tidak tiap hari diperoleh. Apalagi kadang tertutup awan juga. Kalau drone bisa ambil video juga,” ujar dia kemarin.

Kemarin drone Tawon1.8 IOF-BNPB diterbangkan di ketinggian 4.000 meter sekitar pukul 10.30 Wita. Drone tersebut merekam kondisi Gunung Agung tersebut.

”Terlihat ada rekahan tambah lebar dan meluas. Tapi kami tentu tidak tahu kapan akan meletus,” kata Sutopo. (jun/lyn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Ada yang Tahu Kapan Gunung Agung Meletus


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler