Alam Ganjar Temukan Prespektif Wirausaha Berbasis Kerakyatan dari Produsen Meja Biliar

Rabu, 24 Januari 2024 – 10:38 WIB
Muhammad Zinedine Alam Ganjar ketika mengunjungi salah satu produsen meja biliar di Semarang. Dok: tim media GP.

jpnn.com, KABUPATEN SEMARANG - Muhammad Zinedine Alam Ganjar menemukan prespektif baru ketika ada seorang anak muda yang berhasil menjadi produsen meja biliar di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Biliar yang umumnya berada di pasaran merupakan produk hasil impor. Menurut Alam, itu menjadi suatu peluang usaha karena kualitas produksi dari meja miliar dari Semarang bisa dipasarkan dan bersaing dengan produk impor.

BACA JUGA: Karyawan PT Sritex Yakin Ganjar Bisa Bikin Sejahtera & Memajukan Industri

"Melihat satu desa di Ambarawa bisa jadi sentra produsen biliar itu luar biasa sih karena ini perspektif baru bagaimana bisa mengembangkan suatu bisnis yang sebelumnya memang tidak terpikirkan,” ujar Alam dalam siaran persnya, Rabu (24/1).

Dalam keberhasilannya menjadi produsen meja biliar, Lest Billiard yang merupakan produsen tersebut masih menemukan sejumlah persoalan yang dihadapi.

BACA JUGA: Forum Kiai Kampung Cirebon Barat Deklarasikan Dukungan untuk Ganjar-Mahfud

Salah satu keresahannya yakni terkait dengan permodalan. Untuk itu, Alam menjelaskan pentingnya ada regulasi yang memudahkan untuk UMKM dalam mengembangkan usahanya.

Selain itu, Alam mendengar keresahan seputar sulitnya menemukan bahan baku yang berkualitas sehingga menyulitkan produsen untuk berdaya saing dengan produk impor.

BACA JUGA: Komitmen Ganjar-Mahfud untuk Kesejahteraan Rakyat Makin Jelas, Ini Buktinya

"Tadi juga banyak bicara soal keresahan-keresahan mereka harus bersaing dengan produk impor terus mereka juga kesulitan untuk mendapatkan bahan baku dan sejauh ini mereka sudah cukup baik dari segi kualitas cukup baik dari segi kualitas," kata putra Ganjar Pranowo itu.

Padahal, dari segi kapasitas dan kualitas produksi, Alam melihat produsen tersebut memiliki kemampuan untuk produksi dalam jumlah yang lebih banyak, hanya saja potensinya yang belum dikerjakan secara maksimal.

"Cukup baik karena kapasitas produksinya mereka dalam satu kali produksi bisa membutuhkan 10 sampai 14 hari dan itu secara terus-menerus yang bisa disimpulkan adalah di sini made by order cuma belum sampai potensi yang maksimal," ungkap Alam.

Terkait dengan penyerapan tenaga kerja sendiri, Alam melihat ini sebagai upaya baik dalam menyerap tenaga kerja. Oleh karena itu, menurutnya masih banyak desa yang memiliki potensi serupa sehingga bisa meningkatkan ekonomi kerakyatan.

"Bagaimana bisa memberikan kebermanfaatan lebih banyak orang di sekitar kita, contohnya di sini satu tempat aja bisa menampung sampai 25 orang tenaga kerja efeknya luar biasa," kata Alam.

Selain sirkulasi ekonomi yang meningkat, Alam pun menganggap ini sebagai upaya peningkatan produktifitas masyarakat yang selama kurang termanfaatkan peran dari para pemuda.

"Bukan cuman sirkulasi ekonominya aja tetapi juga bagaimana ini bisa mengubah gaya hidup yang sebelumnya di tempat banyak yang cerita kalau anak mudanya banyak yang terpapar pergaulan negatif seperti mabuk minum tapi dengan adanya pusat ekonomi seperti ini mereka fokusnya teralih ke kegiatan positif dan produktif," pungkas Alam. (cuy/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasto PDIP: Ganjar dan Jokowi Sama-Sama Suka Blusukan, Berbeda Jauh dengan Prabowo


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler