Alasan Penahanan Mantan Presiden Mursi

Sabtu, 27 Juli 2013 – 08:17 WIB

jpnn.com - KAIRO – Menjelang unjuk rasa akbar massa promiliter dan kubu pendukung mantan Presiden Muhammad Mursi, pemerintahan interim mengumumkan perkembangan investigasi kasus Penjara Wadi El Natrun. Jumat (26/7) Pengadilan Kairo menyebut tokoh 61 tahun itu terlibat dalam insiden yang terjadi pada awal 2011 tersebut.

Atas keterlibatan politikus Ikhwanul Muslimin itu, pengadilan memerintahkan penahanan sang mantan presiden. Menurut juru bicara Pengadilan Kairo, Mursi sempat berkoordinasi dengan Hamas melalui telepon beberapa saat sebelum kerusuhan pecah di penjara di tengah gurun pasir tersebut. Jika terbukti bekerja sama dengan kelompok garis keras Palestina itu, Mursi terancam hukuman mati.

BACA JUGA: Ippo, Zonkey Hasil Selingkuh Zebra dengan Keledai

Kantor berita MENA menyatakan bahwa Mursi akan mendekam di tahanan selama 15 hari. Namun, jika masih dibutuhkan, penahanan terhadap pengganti Husni Mubarak itu akan diperpanjang. Biasanya, para tahanan akan mendekam di penjara selama menjalani proses hukum. ”Pemerintah belum mengonfirmasikan lokasi penahanan Mursi. Termasuk, apakah dia berada di penjara,” terang MENA.

Salah seorang sumber di pengadilan menyatakan bahwa saat ini Mursi sudah mulai menjalani pemeriksaan. Pada Januari 2011 Mursi dan sekitar 33 aktivis Ikhwanul Muslim bebas dari Penjara Wadi El Natrun atas bantuan sekitar seratus orang yang membawa senjata tajam. Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Hazem El Beblawi yakin, mereka yang membebaskan Mursi adalah orang-orang suruhan Hamas.

BACA JUGA: Pimpinan Oposisi Tertembak, Tunisia Diguncang Demonstrasi

Dalam dokumen dakwaannya, Pengadilan Kairo menyebutkan perbincangan telepon antara Mursi dan tokoh Hamas soal rencana pembebasan tahanan Ikhwanul Muslimin. Tapi, Mursi dan Hamas membantah keras tudingan tersebut. Versi lain menyatakan bahwa sekitar seratus orang yang menyerbu penjara di sebelah utara ibu kota tersebut adalah warga setempat dan simpatisan Ikhwanul Muslimin.

Kemarin Ikhwanul Muslimin mereaksi keras tudingan pemerintahan Beblawi tersebut. ”Rezim Mubarak sudah menyalakan sinyal bahwa mereka akan kembali (di pemerintahan) dengan kekuatan penuh,” kata Gehad El Haddad, juru bicara Ikhwanul Muslimin. Dia menambahkan, tudingan terhadap Mursi itu hanyalah rekayasa politik untuk menyingkirkannya dari pemerintahan.

BACA JUGA: Terkait Rokok Kretek, RI Kembali Gugat AS ke WTO

Seperti Ikhwanul Muslimin, Hamas menyayangkan tuduhan pemerintahan interim Mesir itu. Selama ini Hamas selalu menegaskan tidak terlibat dalam kerusuhan di Wadi El Natrun atau bekerja sama dengan Mursi untuk membebaskan para aktivis Islam. ”Hamas mengecam tudingan yang menggiring publik pada opini bahwa Hamas adalah kelompok yang suka melakukan kekerasan,” kata Juru Bicara Hamas Sami Abu Zuhri. (AP/AFP/hep/c10/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Merugi, BlackBerry PHK 250 Karyawan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler