JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR, Almuzzammil Yusuf mengaku kaget mendapat informasi alat khusus mendeteksi narkoba di pelabuhan Bakauheni tidak berfungsi. Sebab, kata dia, kerusakan itu akan berdampak pada mudahnya dijadikan pintu masuk bagi para pengedar narkoba di Indonesia.
“Kami sangat terkejut. Selain alat elektronik untuk pemindai narkoba rusak, anjing pelacak narkoba pun mati. Jadi para petugas tidak bisa bekerja maksimal untuk mengidentifikasi paket yang berisi narkoba di pelabuhan Bakauheni,” kata Almuzzammil Yusuf, dalam siaran persnya, (14/3).
Padahal, katanya, pos pemeriksaan narkoba di pelabuhan Bakauheni, Lampung itu pada era Kepala Pelaksana Harian BNN, Mangku Pastika terindikasi menjadi pelabuhan terbesar lalu-lintas peredaran ganja dalam jumlah signifikan.
“Ketiadaan alat pemindai dan anjing pelacak narkoba ini sangat besar dampaknya, jadi BNN harus segera memperbaiki dan melakukan pengadaan segera. Kami akan mendukung pembahasan anggarannya di Banggar DPR,” janji politisi PKS itu.
Selain itu Muzzammil juga mengingatkan pengawasann ketat di berbagai pelabuhan lainnya yang kerap menjadi jalur masuk narkoba dari negara tetangga seperti Malaysia. “Informasi yang kami terima, peredaran narkoba banyak lolos masuk ke Indonesia melalui jalur Malaysia. Termasuk melalui jalur udara. Ini yang harus kita waspadai,” ujarnya.
Dia berharap BNN bersama kepolisian harus menunjukkan kerja yang lebih serius dan hasil yang signifikan dengan menangkap jaringan dan bandar narkoba.
"Apalagi BNN sudah punya kewenangan penyadapan. BNN harus lebih hebat dari KPK dan Densus 88. Karena bahaya dan ancaman narkoba jauh lebih masif dan mendasar karena mengancam fisik, mental, akal, ekonomi dan di bawah kelola mafia internasional,” ujarnya. (fas/jpnn)
“Kami sangat terkejut. Selain alat elektronik untuk pemindai narkoba rusak, anjing pelacak narkoba pun mati. Jadi para petugas tidak bisa bekerja maksimal untuk mengidentifikasi paket yang berisi narkoba di pelabuhan Bakauheni,” kata Almuzzammil Yusuf, dalam siaran persnya, (14/3).
Padahal, katanya, pos pemeriksaan narkoba di pelabuhan Bakauheni, Lampung itu pada era Kepala Pelaksana Harian BNN, Mangku Pastika terindikasi menjadi pelabuhan terbesar lalu-lintas peredaran ganja dalam jumlah signifikan.
“Ketiadaan alat pemindai dan anjing pelacak narkoba ini sangat besar dampaknya, jadi BNN harus segera memperbaiki dan melakukan pengadaan segera. Kami akan mendukung pembahasan anggarannya di Banggar DPR,” janji politisi PKS itu.
Selain itu Muzzammil juga mengingatkan pengawasann ketat di berbagai pelabuhan lainnya yang kerap menjadi jalur masuk narkoba dari negara tetangga seperti Malaysia. “Informasi yang kami terima, peredaran narkoba banyak lolos masuk ke Indonesia melalui jalur Malaysia. Termasuk melalui jalur udara. Ini yang harus kita waspadai,” ujarnya.
Dia berharap BNN bersama kepolisian harus menunjukkan kerja yang lebih serius dan hasil yang signifikan dengan menangkap jaringan dan bandar narkoba.
"Apalagi BNN sudah punya kewenangan penyadapan. BNN harus lebih hebat dari KPK dan Densus 88. Karena bahaya dan ancaman narkoba jauh lebih masif dan mendasar karena mengancam fisik, mental, akal, ekonomi dan di bawah kelola mafia internasional,” ujarnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Nazar, KPK Siapkan Koordinasi dengan LPSK
Redaktur : Tim Redaksi