Alat Penangkal Penyadapan Harus Buatan Indonesia, Kalau Buatan Luar Ya Percuma Saja

Jumat, 30 Oktober 2015 – 17:29 WIB
Ilustrasi penyadapan. Foto: Istimewa

jpnn.com - JAKARTA - Pencegahan dan penangkalan penyadapan yang membobol pertahanan negara harus terus dilakukan. Satu-satunya cara adalah dengan teknologi enkripsi.

President Director PT Indoguardika Cipta Kreasi Agung S Bakti mengatakan, teknologi enkripsi itu adalah satu-satunya cara melindungi diri dari penyadapan.

BACA JUGA: Pengamat: Jokowi Kurang Cerdas!

"Itulah teknologi antisadap paling canggih saat ini," kata Agung dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (30/10).

Lebih lanjut Agung menjelaskan, teknologi enkripsi akan memproses informasi dan komunikasi dengan algoritma tertentu. Data akan diacak sehingga hanya bisa dibaca pihak yang dituju. Yakni pihak yang mempunyai kuncinya.

BACA JUGA: KSAU Harapkan RAPBN 2016 Disetujui, Ini Alasannya

Seperti diketahui, kasus penyadapan bukan hal baru di Indonesia. Tidak hanya pejabat publik, penyadapan juga terjadi pada pengusaha dan warga Indonesia.

Salah satu yang paling menghebohkan adalah penyadapan Australia terhadap Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono pada 2014.

BACA JUGA: KSAU Dapat Tugas Khusus Dari JK, Apaan Sih?

Selain di Indonesia, penyadapan juga menjadi perbincangan dunia. Misalnya, yang dibeberkan dokumen Wikileaks bahwa puluhan kepala negara telah menjadi korban penyadapan. Bahkan, akhir-akhir ini email Direktur CIA berhasil diretas oleh seorang pelajar SMA di Amerika Serikat.

Pada dasarnya, Agung menjelaskan, semua bentuk komunikasi yang ditransmisikan baik lewat kabel, internet, gelombang radio bahkan satelit itu bisa disadap. Namun, kata dia, dengan teknologi enkripsi, data atau komunikasi tidak bisa dibaca oleh si penyadap. 

"Data yang dienkripsi akan terlindungi dalam jutaan atau miliaran kode-kode acak yang sangat sulit dipecahkan," kata Agung. 

Untuk meminimalisir dan menjaga informasi sensitif dari sadapan asing dan pihak yang tak bertanggungjawab, maka teknologi enkripsi buatan dalam negeri diperlukan. "PT ICK hadir untuk memenuhi kebutuhan pertahanan bidang IT security ini," katanya.

Dia menegaskan, selama ini alat antisadap hanya diproduksi negara-negara barat. Karenanya, kata dia, dengan enkripsi yang diproduksi Indonesia ini diharapkan negara bisa berdaulat, tidak bergantung dengan produk keamanan asing. "Kalau pakai produk luar kami tidak bisa garansi apakah itu aman," katanya.

Misalnya, ia mencontohkan, Amerika Serikat dalam Undang-undang Federal menyatakan bahwa sebagus apapun produk enkripsi harus bisa dibuka NSA. "Jadi kalau memberi alat keamanan dari AS, berarti harus bisa dibuka oleh NSA," tegasnya.

Pada 2 hingga 5 November 2015, ICK ditunjuk Kementerian Pertahanan memamerkan produk teknologi antisadap Indonesia ini dalam "Defence and Security Bangkok 2015".

Bersama 11 perusahaan industri pertahanan nasional lainnya, ICK akan mewakili paviliun Indonesia dalam pameran pertahanan internasional ini.

Agung sangat mengapresiasi Kemenhan yang memfasilitasi. "Ini sebagai bukti dukungan pemerintah terhadap pengembangan produk teknologi enkripsi antisadap dalam negeri," pungkas Agus. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kece Badai! KKP Gandeng Google untuk Lakukan Hal Ini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler